Liputan6.com, Jakarta - Penunjukan Komjen M Iriawan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat menuai polemik. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bahkan turut angkat bicara.
PGI menilai, pengangkatan itu bisa menimbulkan kegaduhan. Kepala Humas PGI Jeirry Sumampouw menilai, penunjukan M Iriawan tidak tepat waktu karena bisa ditafsirkan macam-macam.
Advertisement
"Mungkin karena waktunya yang kurang tepat. Ini yang memicu kontroversi baru," ujar Jeirry di Kantor PGI, Jakarta Pusat, Kamis (21/6/2018).
Dia menyebut, Pilkada Jawa Barat 2018 memiliki tensi politik yang tinggi. Meski hal itu selama ini bisa diredam, pelantikan Iriawan dikhawatirkan memicu kerawanan.
"Sebelum ada pelantikan itu relatif aman dan nyaman, malah ketika ada pengangkatan pejabat bisa memicu kerawanan baru. Padahal sebelumnya kondusif dan terjaga," paparnya.
Jeirry menyinggung anggapan sebagian kalangan yang menilai penunjukan Iriawan bertujuan mendongkrak salah satu calon.
"Itu yang mesti memperlihatkan keputusan seperti ini kurang tepat dalam konteks sepekan jelang Pilkada," jelas Jeirry.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Yakin Netral
Sementara itu, Polri yakin, Sestama Lemhanas Komjen Pol Mochamad Iriawan akan bersikap profesional dan netral dalam menjabat sebagai penjabat Gubernur Jawa Barat.
"Yang jelas Polri yakin bahwa Beliau akan profesional dan netral sesuai dengan peradaban beliau selama di Polri. Dan sekarang kan Beliau sudah di Lemhanas. Insyaallah Beliau bisa melaksanakan amanah dengan baik, netral," ucap Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Pol Syahar Diantono di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (20/6/2018).
Advertisement