Runway Ketiga Kelar, Bandara Soetta Layani 120 Pergerakan Pesawat per Jam

Angkasa Pura II tengah membangun runway (landas pacu) ketiga di Bandara Soekarno Hatta untuk mendukung target peningkatan pergerakan pesawat dan jumlah penumpang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Jun 2018, 09:45 WIB
Presiden Joko Widodo berincang dengan Menhub Budi Karya Sumadi dan Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin meninjau proyek pembangunan landasan pacu (runway) 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (21/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) membangun landasan pacu alias runway ketiga di Bandara Internasional Soekarno Hatta atau Soetta sebagai salah satu langkah antisipasi serta mengakomodasi meningkatnya jumlah penumpang. Proyeksinya mencapai lebih dari 100 juta penumpang pada 2025.

Proyeksi tersebut juga dibarengi perkiraan pertumbuhan jumlah pergerakan pesawat. Hal ini mengakibatkan perlunya sarana dan prasarana bandara, baik dari sisi udara maupun sisi darat, ditingkatkan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meninjau langsung pembangunan runway ketiga Bandara Soekarno-Hatta kemarin (21/6) mengatakan, pertumbuhan penumpang pesawat harus bisa dilihat sebagai peluang pertumbuhan perekonomian. Sehingga pembangunan infrastruktur penerbangan dai sisi darat maupun sisi udara harus dipersiapkan.

"Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar di Indonesia perlu menambah runway guna mengakomodir bertambahnya jumlah penumpang dan pergerakan pesawat," ungkap Jokowi di Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Hingga saat ini dengan mengoperasikan dua runway, Bandara Soetta dapat melayani 80+1 pergerakan pesawat terbang per jam. Kehadiran runway ketiga dengan dimensi 3.000 x 60 m2 ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2019 untuk mendukung peningkatan pergerakan pesawat mencapai 120 pergerakan per jam.

Memiliki tiga runway tentunya akan memberikan manfaat secara langsung kepada Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soekarno-Hatta. Sebagai bandara tersibuk di Tanah Air, runway ketiga diyakini akan mampu menambah jumlah rute dan penerbangan, sehingga dapat lebih optimal dalam mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwisata Indonesia.

 


Investasi Rp 2 Triliun

Alat berat terlihat di proyek pembangunan runway dan taxiway 3 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (21/6). Diharapkan taxiway tersebut selesai pada akhir Desember 2018 dan runway ketiga ini akan selesai pada Juni 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, penambahan runway Bandara Soekarno-Hatta akan berdampak besar bagi perusahaan dan memberikan benefit kepada stakeholder perusahaan.

“Bertambahnya fasilitas sisi udara ini akan memperkaya pergerakan pesawat yang saat ini sudah padat. Secara operasional tentunya akan memperlancar pergerakan pesawat," ujarnya.

Hal ini akan membantu Angkasa Pura II dalam mendukung kelancaran lalu lintas penerbangan. Di samping itu, kata Awaluddin, akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian serta pariwisata Indonesia karena rute-rute penerbangan baru akan semakin terbuka.

Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, khususnya runway ketiga, membutuhkan investasi sekitar Rp 2 triliun. Pembangunan runway juga membutuhkan luas lahan mencapai 216 hektare.

Dari kebutuhan lahan tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut telah memiliki tanah seluas 42,85 hektare, sehingga diperlukan pembebasan tanah seluas 173,19 hektare yang dibiayai dengan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 4 triliun.

Tanah yang dibebaskan mencakup wilayah Kota Tangerang, yakni Kelurahan Selapajang Jaya dan Kelurahan Benda, serta wilayah Kabupaten Tangerang, yaitu Desa Bojong Renged, Desa Rawa Burung, dan Desa Rawa Rengas.

 


Runway Keempat

Pesawat melintas di atas proyek pembangunan runway dan taxiway 3 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (21/6). Pembangunan taxiway dan runway ketiga dapat membantu mengurai lalu lintas udara yang kian padat di Soetta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Angkasa Pura II untuk menyiapkan terminal yang keempat.

Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya bandara yang memiliki daya tampung penumpang terbesar di Indonesia, maka Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan semakin kompetitif. Pasa saat ini bandara tersebut telah dinobatkan sebagai bandara paling terkoneksi di Asia Pasifik dan nomor 7 di dunia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya