Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan memutar kunci motor lalu langsung menekan tombol starter ternyata bukanlah kebiasaan yang baik. Mungkin saja pembaca setia Liputan6.com ada yang masih melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, artikel "Jangan Putar Kunci Langsung Nyalakan Motor, Ini Alasannya" menjadi berita terpopuler saat ini.
Selain itu, dua berita menarik lainnya adalah "Aksi Heroik Ayah Selamatkan Anak Saat Mobil Terbakar" dan "Hindari Pelemparan Batu di Tol, Ini yang Harus Dilakukan Pengemudi". Berikut rangkumannya.
Advertisement
1. Jangan Putar Kunci Langsung Nyalakan Motor, Ini Alasannya
Jika Anda termasuk rider yang menekan tombol starter begitu memutar kunci motor ke posisi on, kebiasaan ini harus segera ditinggalkan. Apalagi kalau motor Anda berteknologi injeksi.
Mengapa demikian?
Baca selengkapnya di sini.
2. Aksi Heroik Ayah Selamatkan Anak Saat Mobil Terbakar
Salah satu risiko yang terjadi setiap ajang balapan yaitu kecelakaan. Parahya, ketika terjadi insiden bukan tak mungkin mobil terbakar bahkan meledak.
Setidaknya hal itu juga dialami seorang pembalap bernama Mike Jones, di ajang South Boston Speedway, Amerika Serikat. Sebelum mobilnya terbakar, Jones sempat bersenggolan dengan Matt Bowling.
Baca selengkapnya di sini.
3. Hindari Pelemparan Batu di Tol, Ini yang Harus Dilakukan Pengemudi
Aksi tak bertanggung jawab seperti pelemparan batu ke mobil di jalan tol belakangan ini, tentu membuat resah pengemudi, terutama bagi para pemudik.
Lalu untuk menghindari hal tersebut, apa yang harus pengemudi lakukan agar tak jadi korban?
Baca selengkapnya di sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hindari Pelemparan Batu di Tol, Ini yang Harus Dilakukan Pengemudi
Aksi tak bertanggung jawab seperti pelemparan batu ke mobil di jalan tol belakangan ini, tentu membuat resah pengemudi, terutama bagi para pemudik.
Lalu untuk menghindari hal tersebut, apa yang harus pengemudi lakukan agar tak jadi korban?
BACA JUGA
Training Director Safety Defensive Consultan Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, ada beberapa cara untuk mencegahnya.
"Pengemudi harus mampu melihat dan menilai kondisi lingkungan di sekitar mobil bahkan sampai jarak terjauh. Selain arah depan juga harus lihat kiri, kanan dan belakang kendaraan," kata Sony saat dihubungi Liputan6.com Rabu (20/6/2018).
Selain itu, perlu adanya co-driver atau navigator. Orang yang duduk di samping sopir ini, tugasnya tak hanya menemani pengemudi namun menjadi orang yang memberi tahu kondisi jalan sekitar.
Advertisement
Selanjutnya
"Tidak hanya diam tapi memberi tahu kalau dia melihat sesuatu. Sehingga si pengemudi juga tidak hanya diam menyetir tapi juga dipancing untuk awas. Co-driver sebisa mungkin tidak boleh tidur, malah kalau bisa menggantikan menyetir kalau pengemudi lelah," katanya.
Sony mengingatkan bahwa potensi kecelakaan bisa dari mana saja. Pengemudi juga dapat menilai kondisi sekitar jika mengendarai mobil dalam keadaan tidak terlalu cepat.
"Seperti melihat rambu-rambu, kalau masih dapat terbaca artinya masih dalam kecepatan normal. Kalau sudah kesulitan (baca), seperti banyak dialami pengemudi saat kendaraannya terlalu kencang, ia akan sulit mengevaluasi kondisi sekitar," jelasnya.