Liputan6.com, Jakarta - Kualitas udara memiliki pengaruh terhadap penyebaran virus. Hal ini menyusul pernyataan resmi World Health Organisation (WHO) bahwa virus Corona penyebab Covid-19 mampu menyebar melalui udara.
Virus ini sendiri merupakan varian yang lebih menular dan sangat berbahaya. Pasalnya virus ini bisa menyebar sebagai aerosol, dan di dalam ruangan ada beberapa faktor yang bisa berdampak kepada resikonya yaitu suhu udara, kelembaban dan PM2.5 (Particulate Matter 2.5).
Baca Juga
Advertisement
"WHO secara resmi memberitahukan bahwa Covid-19 adalah virus yang menyebar lewat udara. Sekarang dengan varian yang lebih menular, kewaspadaan kami untuk keluarga kami jauh lebih tinggi,” kata Co-Founder dan CEO Aria, Nathan Roestandy dalam keterangan pers-nya, Rabu (26/5/2021).
Melihat pesatnya mutasi dari virus Covid-19, perusahaan startup teknologi yang berfokus terhadap kualitas udara Aria memperkenalkan Indeks Resiko Virus yang menjadi inovasi baru di mana AirTest, alat pemantau kualitas udara dalam ruangan, bisa mengidentifikasi apakah kondisi dalam ruangan kita meningkatkan kelangsungan hidup dan penyebaran virus.
“Keadaan kualitas udara dalam ruangan berpengaruh kepada risiko penularan virus,” lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bantu untuk Memantau Kondisi Udara
Nathan mengatakan bahwa suhu udara yang dingin juga mampu memperpanjang kelangsungan hidup virus dan kelembaban yang terlalu kering bisa membuat droplet menjadi lebih ringan dan mengapung di udara lebih lama.
Menurutnya dengan menggunakan Airtest maka udara akan mampu dinetralisir di kondisi yang baik untuk tubuh manusia.
Lebih lanjut, Nathan melihat dengan adanya inovasi ini maka semua orang bisa dengan mudah memantau kondisi udara yang dihirupnya setiap hari dan mampu mendeteksi jika terjadi penurunan kualitas udara.
“Dengan inovasi Aria AirTest ini, masyarakat yang memiliki perangkat bisa secara real-time memantau kondisi suhu udara, kelembaban dan PM2.5 mereka. Device ini terintegrasi dengan aplikasi Nafas, di mana semua data langsung kelihatan dan dapat rekomendasi untuk memperbaiki kondisi udara sewaktu tidak optimal," terangnya.
Ia menjelaskan, bahwa device Aria semua terhubung dengan aplikasi Nafas dan membuat ekosistem pertama di Indonesia di mana data kualitas udara outdoor (luar ruangan) dan data kualitas udara indoor (dalam ruangan) terdapat di satu tempat untuk bisa lebih efektif menjaga kesehatan pribadi.
Guna memaksimalkan hasil dari aplikasi ini, tim dari Aria mereferensikan penelitian dari ahli kualitas udara dan epidemiologi dunia dalam pembuatan Indeks Resiko Virus.
Advertisement