Liputan6.com, Jakarta Gempa tektonik terjadi di Laut Jawa sebelah utara Indramayu. Gempa dengan magnitudo informasi cepat M=5,0 itu terjadi pada pukul 03.57 WIB, Sabtu 23 Juni 2018.
Hasil analisis update BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo M=5,3 dengan episenter terletak pada koordinat 5,11 Lintang Selatan dan 108,34 Bujur Timur tepatnya di Laut Jawa pada jarak 119 km arah utara Kota Indramayu, Jawa Barat. Gempa ini terjada pada kedalaman 662 km.
Advertisement
"Meskipun peristiwa gempa deep fokus dengan hiposenter yang dalam di utara Indramayu ini tidak berdampak, tetapi peristiwa ini sangat menarik untuk dicermati dalam konteks ilmu kegempaan atau seismologi," ujar Kepala Bidang Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan persnya.
Menurut dia, gempa bumi dalam dengan hiposenter melebihi 300 km di Laut Jawa merupakan fenomena langka yang menarik, karena fenomena gempa semacam ini sangat jarang terjadi.
Secara tektonik, kata dia, zona Laut Jawa terletak di zona tumbukan lempeng yang memiliki keunikan tersendiri karena di zona ini Lempeng Indo-Australia menunjam dengan lereng yang menukik curam ke bawah Lempeng Eurasia hingga di kedalaman sekitar 625 km.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, maka gempa utara Indramayu ini terjadi karena dipengaruhi gaya gaya tarikan slab lempeng ke arah bawah (slab-pull gravity).
"Sehingga sudah sangat tepat jika hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa mekanisme sumber gempa ini berupa penyesaran turun (deep normal)," ujar dia.
Dalam hal ini gaya tarikan lempeng ke bawah (slabpull) tampak lebih dominan, dan dominasi gaya tarik lempeng kebawah inilah yang memicu terjadinya gempa "deep fokus" yang terjadi di Laut Jawa.
"Aktifnya "deep focus earthquake" di Laut Jawa ini menjadi petunjuk bagi kita semua bahwa proses subduksi lempeng di zona subduksi dangkal, menenengah, dan dalam Pulau Jawa khususnya Jawa Barat hingga kini masih sangat aktif," tandas Daryono.
Saksikan video pilihan di bawah ini: