Liputan6.com, Bandung Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, terpantau meningkat aktivitas vukkaniknya pada beberapa hari terakhir. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan kegempaan vulkanik terpantau mengalami peningkatan sejak 18 Juni 2018.
"Sampai sekarang masih didominasi aktivitas kegempaan vulkanik dan kegempaan permukaan seperti hembusan. Peningkatan sejak 18 uni terutama di gempa hembusan," ujar Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana di Bandung, Sabtu (23/6/2018).
Baca Juga
Advertisement
Lebih lanjut Devy menjelaskan, gempa hembusan tersebut menghasilkan emisi abu sampai ketingian 500 meter. Adapun hembusan bertekanan sedang berwarna kelabu dengan intensitas tipis-sedang.
Sedangkan kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau masih mengindikasikan adanya pergerakan magma dari kedalaman menuju permukaan. Meski jumlahnya masih belum signifikan.
"Hingga saat ini PVMBG maih menetapkan status waspada level II. Masyarakat, wisatawan dan nelayan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer," tegas Devy.
Devy menuturkan, aktivitas gunung itu tak akan berbahaya selama masyarakat tidak melakukan aktivitas di kawah gunung tersebut.
"Tidak perlu khawatir dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau karena erupsi itu biasa. PVMBG tetap memantau perkembangan aktivitas Krakatau dengan secara terus menerus untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," jelasnya.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali, dan Sulsel di sini dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di liputan6.com.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gempa Hembusan Mulai Turun
Berdasarkan data PVMBG, sejak 18 Juni 2018, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan, yang ditunjukkan yang selain gempa vulkanik dan tektonik, juga mulai terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-21 mm (dominan 6 mm).
Lalu pada 19 Juni 2018, gempa hembusan mengalami peningkatan jumlah dari rata-rata 1 kejadian per hari menjadi 69 kejadian per hari.
"Sampai kemarin gempa hembusan cenderung turun jadi 50 kali. Materal yang dibawa berupa gas vulkanik dan material abu," ujar Devy.
Devy menambahkan, sejak setahun belakangan tidak ada perubahan signifikan dalam potensi sumber daya panas bumi di jalur gunung berapi Anak Krakatau.
"Sekitar 10 juta watt untuk titik panas titik kawah dan tidak mengalami perubahan saat terjadinya erupsi. Dengan adanya dinamika hembusan tadi memang ada konsekuensi pergerakan magma. Namun jika diilihat setahun terakhir ini berfluktuasi ada naik turun," ungkapnya.
Advertisement