Liputan6.com, Malang - Agus Suratman yakin benar, Pilkada Kota Malang, Jawa Timur, berjalan dengan damai. Tidak ada gesekan antarpendukung pasangan calon yang bisa berdampak pada kerukunan warga. Apalagi di tiap kampung di tingkat rukun warga ada polisi siap siaga.
Di Kota Malang dalam pilkada serentak 2018 ini ada dua pemilihan sekaligus. Pilkada Kota Malang untuk memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Serta pemilihan Gubernur Jawa Timur. Pemungutan suara digelar 27 Juni nanti. Terhitung 24 – 26 Juni masuk masa tenang kampanye.
Agus Suratman yang juga seorang Ketua RW 3 di Kelurahan Kedungkandang, Kota Malang ini yakin tak akan ada gejolak apapun terkait pilihan politik dalam Pilkada serentak 2018 ini yang berpotensi mengganggu kerukunan warga di kampungnya.
Baca Juga
Advertisement
“Alhamdulillah selama ini di kampung saya tenang – tenang saja. Tak ada ribut antar warga soal pilihan politik mereka,” ujar Agus di Malang, Sabtu, 23 Juni 2018.
Ia bersama delapan orang ketua rukun tetangga dan para tokoh masyarakat membikin grup percakapan WhatsApp. Seorang anggota kepolisian juga masuk dalam grup percakapan tersebut. Jika ada yang dirasa tak tepat, tinggal disampaikan dalam grup itu untuk dicari solusi bersama.
“Kalau ada suatu masalah yang tinggal disampaikan ke grup itu, pak polisi yang jadi penengah,” kata Agus.
Ajun Inspektur Satu Yudo Hadi Siswanto, personel Polres Malang Kota jadi polisi yang fokus membantu keamanan di RW 3, Kelurahan Kedungkandang. Ia harus sering sambang ke kampung itu, berbincang bersama warga sekaligus memantau situasi kampung.
“Ada perintah dari pimpinan untuk lebih mendekat ke warga, terutama di momen pilkada ini agar bisa berjalan aman dan damai,” ujar Yudo.
Kota Malang jadi salah satu titik strategis selama Pilkada serentak 2018 ini, khususnya di Jawa Timur. Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno dan Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak silih berganti datang ke kota ini.
Sedangkan untuk Pilkada Kota Malang juga menyita perhatian. Ada tiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang. Antara lain, Moch Anton – Samsul Mahmud, Ya’qud Ananda Gudban – Wanedi dan Sutiaji – Sofyan Edi Jarwoko.
Di antara mereka, ada dua berstatus tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Yakni Moch Anton dan Ya’qud Ananda Gudban dalam kasus dugaan suap APBD 2015. Gesekan antar pendukung dan kampanye hitam sempat dikhawatirkan muncul selama pilkada di kota ini.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali, dan Sulsel di sini dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di liputan6.com.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sepi Pelanggaran
Kekhawatiran adanya kampanye hitam, hoaks maupun gesekan antar pendukung dalam Pilkada serentak 2018 di Kota Malang tak terbukti. Sejauh ini, semua tahapan hampir berjalan lancar. Polres Malang Kota optimis Pilkada Kota Malang dan Pilgub Jawa Timur bisa berjalan damai.
Apalagi sejak Januari 2018 ini di 544 Rukun Warga sudah ditugaskan seorang personel Polres Malang Kota. Polisi di tiap RW dituntut lebih berinteraksi dengan masyarakat. Polisi RW membangun komunikasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan lainnya.
Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri mengatakan, polisi RW juga berfungsi intelejen atau deteksi dini terhadap berbagai potensi kerawanan di masyarakat. Bisa cepat merespon jika di kampung ada kejadian.
“Laporan sementara ini, situasi cukup kondusif. Sejauh ini tak ada kampanye hitam baik itu di lapangan maupun di sosial media. Semoga terus aman sampai selesai pilkada,” urai Asfuri.
Kepolisian meyakini Pilkada serentak 2018 di Kota Malang bakal berjalan lancar dan damai. Meski demikian, pemantauan terhadap seluruh kawasan dan pengamana di tiap tempat pemungutan suara (TPS) tetap dijalankan.
Salah satu titik rawan saat ini ada di masa tenang jelang hari pemungutan suara. Tak menutup kemungkinan, ada tim pemenangan pasangan calon bergerak diam – diam ke calon pemilih. Tapi, keberadaan polisi RW itu diharapkan bisa meredam berbagai potensi kecurangan itu.
Kepolisian sendiri menyiapkan 616 personel untuk pengamanan Pilkada serentak di Kota Malang. Itu belum ditambah personel TNI maupun tenaga dari Satpol PP. Berbagai pendekatan ke kelompok masyarakat seperti ulama dan organisasi masyarakat agar turut serta menjaga pilkada juga sudah dilakukan.
“Kami yakin tak ada yang mencolok. Pilkada di Kota Malang berjalan lancar dan kondusif,” ujar Asfuri.
Komisioner Bidang Hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang, Fajar Santoso mengatakan, sejauh ini tak ada gugatan yang diajukan oleh masing – masing pasangan calon ke penyelenggara pilkada.
“Sampai saat ini tak ada gugatan yang masuk, meski demikian kami tetap siap kalau pun nanti ada yang mengajukan gugatan,” ujar Fajar.
Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kota Malang adalah sebanyak 600.646 pemilih. Mereka tersebar di 1.400 Tempat Pemungutan Suara. Para pemilih tinggal menentukan pilihannya untuk Pilkada Kota Malang dan Pilgub Jawa Timur saat pemungutan suara pada 27 Juni nanti.
Advertisement