Presiden Zimbabwe Diserang Ledakan Bom dari Jarak Dekat

Sebuah bom dilaporkan meledak di jarak yang sangat dekat dengan Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 24 Jun 2018, 10:01 WIB
Emmerson Mnangagwa merupakan mantan tangan kanan Robert Mugabe. Ia dikenal dengan julukan 'The Crocodile'. ( AP Photo/Tsvangirayi Mukwazhi, FILE)

Liputan6.com, Harare - Sebuah bom dilaporkan meledak cukup keras di dekat Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, yang tengah melakukan pertemuan publik di kota Bulawayo pada Sabtu, 23 Juni 2018.

"(Bom) meledak beberapa inci dariku, tetapi ini bukan waktuku," ujar Presiden Mnangagwa kepada media.

Dikutip dari BBC pada Minggu (24/6/2018), sebuah rekaman kamera pengawas yang terpasang di White City Stadium, menunjukkan ledakan bom terjadi ketik Presiden Mnangagwa meninggalkan panggung setelah menyampaikan pidato di hadapan pendukungnya.

Menteri Kesehatan David Parirenyatwa mengatakan 15 orang cedera, tiga diantaranya serius. Jumlah pasti orang yang terluka akibat ledakan itu masih belum jelas, namun laporan otoritas setempat menunjukkan kemungkikan jauh lebih tinggi.

Presiden Mnangagwa berada di Bulawayo, kota kedua terbesar Zimbabwe yang menjadi salah satu basis kubu oposisi, untuk mengkampanyekan partai Zanu-PF menjelang pemilihan nasional yang berlangsung pada 30 Juli.

Mnangagwa disebut menjadi kandidat favorit untuk memenangkan pemilu presiden Zimbabwe, tetapi beberapa analis mengatakan dia juga memiliki musuh yang terus berupaya menjegalnya, baik dari kelompok penentang diktator yang menjadi mentornya, Robert Mugabe, maupun mereka yang ingin melanggengkan rezim sang diktator.

Seorang juru bicara Presiden Mnangagwa mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada laporan luka yang menimpa atasannya. Namun, Wakil Presiden Kembo Mohadi dikabarkan mengalami cedera kaki, dan salah seorang wakil pemerintah lainnya, Constantino Chiwenga mendapat memar di wajahnya.

Korban luka akibat ledakan bom itu juga dikabarkan menimpa ketua partai Zanu-PF Oppah Muchinguri-Kashiri, beberapa anggota lembaga penyiaran negara ZBC, dan personil keamanan.

Presiden Mnangagwa mengatakan dirinya telah mengunjungi langsung korban luka yang dirawat di rumah sakit. Ia sangat mengecam tindak kekerasan sebagai hal yang tidak masuk akal, dan mengimbau masyarakat Zimbabwe tetap mengutamakan persatuan.

Presiden Mnangagwa berkuasa sejak November lalu, menggantikan rezim diktator yang dipimpin oleh Robert Mugabe.

Ia berhasil dilindungi oleh pasukan keamanan presiden, dan langsung diungsikan dengan kendaraan operasionalnya menuju kantor pemerintahan setempat.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 


Pemilu Pertama Pasca-Mundurnya Mugabe

Robert Mugabe menjadi penguasa Zimbabwe selama 37 tahun (AP Photo/Jerome Delay, File)

Pemilu presiden pada 30 Juli mendatang merupakan yang pertama kalinya digelar di Zimbabwe, setelah Robert Mugabe dipaksa mundur dari 37 tahun ia berkuasa.

Gonjang-ganjing politik dilaporkan terus membayangi Zimbabwe selama persiapan menuju pemilu demokratis pertamanya.

Sementara itu, pemimpin oposisi Nelson Chamisa mengutuk serangan bom di kota BUlawayo itu.

"Kekerasan politik, apapun bentuknya, sama sekali tidak dapat diterima," katanya.

"Dalam 38 tahun terakhir kekerasan politik telah menjadi masalah permanen yang harus terus diantisipasi ... dan harus kita hilangkan," lanjutnya tegas.

Belum ada kabar lanjutan dari pihak berwenang mengenai ledakan bom tersebut. Namun, pemerintah Zimbabwe berjanji mengusut tuntas kasus ini, serta memastikan penyelenggaraan pemilu presiden mendatang berjalan aman dan tertib.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya