Liputan6.com, Jakarta Tim misi budaya Al-Izhar Pondok Labu Jakarta didukung Kementerian Pariwisata, akan menampilkan empat tarian tradisional di ajang festival budaya antar bangsa Llagollen International Musical Eisteddfod di Wales, Inggris pada 3-8 Juli 2018 mendatang. Empat tarian tradisional tersebut antara lain Tari Kipah dari Aceh, Tari Belibis dari Bali, Tari Muda Mudi dari Papua, dan Tari Nagekeo Bangkit dari Flores, Nusa Tenggara Timur.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Senin (25/6/2018) mengatakan, untuk berkompetisi di tingkat global, tim Al-Izhar telah mempersiapkan segalanya sesuai standar global. Apalagi festival budaya ini diikui lebih dari 5.000 peserta, antara lain penyanyi, penari, dan pemusik dari 50 negara di dunia.
Advertisement
“Tim ini sudah terkurasi dengan baik, dari kostumnya, koreografinya, musiknya, dan kerja sama dalam penampilan di event nanti,” kata Guntur Sakti.
Empat tari Tradisional
Untuk kategori tari tradisional pihak Llagollen International Musical Eisteddfod memberikan sejumlah ketentuan, antara lain orisinalitas, koreografi tidak boleh jauh dari budaya asli, serta ada lagu yang dinyanyikan oleh penari.
Tari Kipah dari Aceh yang menggambarkan kerja sama dalam masyarakat ini, memiliki gerakan dinamis serta menggunakan kipas sebagai properti untuk menghasilkan suara-suara unik dalam penampilannya. Tari Belibis dari Bali mengisahkan Prabu Angling Drama yang dikutuk menjadi burung Belibis. Tarian Belibis menampilkan gerakan yang dinamis dan harmonis dengan gamelan sebagai pengiring.
Tarian Muda-Mudi Papua yang menjadi salah satu unggulan dalam festival nanti merupakan tarian kelompok yang menggambarkan persahabatan, khususnya di kalangan remaja laki-laki dan perempuan. Tarian Nagekeo Bangkit dari Flores NTT menampilkan gerakan feminin dan dinamis, serta menceritakan tentang solidaritas dan persatuan. Penata tari dari Sanggar Gema Citra Nusantara, Mira Arismunandar mengatakan pemilihan lima tarian ini berdasarkan riset dan konsultasi sebelumnya dengan para pakar.
“Tarian ini dibuat tidak dikarang atau dibuat asal-asalan. Sebelum diajarkan kepada para siswa Al-Izhar, kami melakukan riset terlebih dahulu dan mengkonsultasikan gerakan bersama pakarnya,” ujar Mira Arismunandar.
Advertisement
Memajukan Pariwisata
Direktur Utama Al Izhar, Aniyani Arifin menjelaskan keberangkatan tim yang terdiri dari siswa ini ke festival budaya antarbangsa Llagollen International Musical Eisteddfod bukan hanya untuk berlomba tetapi juga merupakan penanaman kecintaan terhadap budaya nusantara.
“Lewat pegelaran tari tersebut, siswa-siswi akan membawa harum nama Indonesia ke luar,” kata Arniyani.
Diharapkan keterlibatan Indonesia dalam festival dunia ini akan memberi dampak yang baik untuk semua sektor, termasuk pariwisata. Dimana budaya Indonesia dapat semakin mendunia dan dikenal sehingga menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.
Simak juga video menarik berikut ini: