Banyuwangi - Banjir bandang yang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur, menyisakan kesan yang mendalam bagi para korban. Banjir yang terjadi pada Jumat pagi, 22 Juni 2018 tersebut, datang secara tiba-tiba dan dengan ganasnya menerjang apapun yang menghalanginya.
Dari sekian banyak korban terdampak, ada cerita mengharukan dari warga Dusun Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Cerita itu datang dari pasangan suami istri yang usianya sudah tidak muda lagi, yakni Suharni (75) dan Badri (86).
Saat banjir bandang terjadi, pasangan tersebut terpisah dan sedang tidak berada dalam satu rumah. Badri mengatakan, saat banjir menerjang dia sedang berada di sawah.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan istrinya, Suharni tengah berada di dalam rumah. Sementara, sang anak tinggal di Jakarta.
Badri mengetahui ada banjir bandang karena firasat buruk yang terbesit di pikirannya saat ia berada di sawah. Saat itu, dia mendadak khawatir dengan kondisi sang istri di rumah. Karena takut terjadi sesuatu dengan istrinya, Badri lalu bergegas pulang ke rumah.
Kepada TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id) sang kakek ini menceritakan, saat sampai di rumah ia kaget bukan kepalang lantaran melihat banyak genangan air yang sudah masuk ke dalam rumahnya. Mengetahui ada bahaya mengancam, ia langsung mencari sang istri dan mengajaknya keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel di sini dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di Liputan6.com.
Hanya Bisa Pasrah
Dengan tergopoh-gopoh, pasangan tersebut langsung mencari titik lokasi yang aman.
"Isun ambi emak’e langsung metu teko ngumah beng, ndeleng blabur kari gede digu. (Saya sama istri lansung keluar rumah mas, melihat banjir besar begitu),” kata Badri disela-sela membersihkan sisa material banjir di rumahnya, Minggu, 24 Juni 2018.
Setelah keluar dari rumah, lanjut Badri, ia dan istrinya menunggu di halaman sekitar rumah tetangganya yang aman untuk menyelamatkan diri.
Selama di lokasi itu, ia hanya bisa menyaksikan dan tidak bisa berbuat apa-apa saat rumahnya dan perabot miliknya hanyut terbawa banjir. Baru setelah debit air mulai menyusut, ia kembali ke rumahnya untuk memeriksa barang-barang yang tersisa.
Akibat banjir bandang tersebut, sejumlah perabot milik pasangan kakek nenek itu banyak yang hilang, mulai dari pakaian, meja, kursi, alat dapur, hingga hewan ternak peliharaan.
Kalaupun ada yang tersisa, semua dalam kondisi kotor dan sebagian banyak yang rusak serta tidak bisa digunakan. Meski semua barang yang tersisa di dalam rumah banyak yang rusak, ia tetap tabah dan bersyukur karena bisa selamat dari musibah banjir bandang yang mengerikan itu.
"Alhamdulilah bisa selamat semua, barang nggak apa-apa hilang, yang penting orangnya selamat," terang Badri kepada TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id).
Badri dan sang istri saat ini hanya bisa pasrah terkait dengan musibah yang menimpanya. Untuk makan sehari-hari, dirinya hanya mengandalkan bantuan dari relawan. Sedangkan untuk pakaian, hanya ada beberapa lembar yang tersisa.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement