Liputan6.com, Jakarta Selain Paradise Bar, ada satu lagi tempat asyik untuk menyaksikan pemandangan matahari terbenam Labuan Bajo yang epik. Traveler mengenalnya dengan nama One Tree Hill. Berlokasi di Bukit Kelumpang, tepatnya di Desa Batu Cermin, akomodasi penginapan berkonsep hostel ini terdiri dari tiga lodges ukuran 4x3 meter yang bisa menampung 4 orang dalam satu kamar.
Selain itu ada satu lodge berukuran 4x10 meter yang bisa menampung 16 orang dan dua lodge ukuran 4x8 meter yang bisa menampung 14 orang. Beragam ukuran lodge ini juga dilengkapi fasilitas dapur, laundry room, hingga bar yang dibuka untuk umum.
Advertisement
Matheus, Owner One Tree Hill saat dihubungi tim Travel Liputan6.com, Senin (25/6/2018) mengatakan, di antara beragam suguhan fasilitas penunjang wisata yang ditawarkan, bar dengan brand Tree Sixty Bar menjadi yang populer di kalangan traveler luar negeri karena menyuguhkan pemandangan sunset sekaligus sunrise Labuan Bajo yang epik di tempat yang sama.
“Selain konsep bangunan yang unik, suasananya yang tenang juga membuat wisatawan bisa rehat dari rutinitas sejenak. Ini juga dilengkapi spot selfie dengan latar belakang lautan lepas,” ungkap Matheus.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Tempat Bertemunya Traveler Dunia
Matheus juga menjelaskan, lokasi One Tree Hill juga sangat mudah diakses karena dengan jalan utama menuju bandara. Apalagi tempat ini juga dikelilingi destinasi wisata hits di Labuan Bajo, salah satunya yang paling terkenal adalah Gua Batu Cermin.
“Saya mengharapkan tempat ini bisa menjadi titik temu traveler-traveler dari dalam maupun luar negeri, untuk saling berbagi cerita dan pengalaman mereka, terutama untuk terus menyebarkan keindahan pariwisata Labuan Bajo,” ungkap Matheus.
Advertisement
Pemerkosaan Melukai Pariwisata Labuan Bajo
Terkait peristiwa pemerkosaan turis asing di Labuan Bajo, Matheus sangat mengutuk keras dan berharap kasus tersebut tidak terjadi lagi di Labuan Bajo. Kasus ini terjadi menurutnya karena tidak ada kontrol yang jelas terhadap guide dan orang-orang yang berkeliaran di Labuan Bajo.
Sebenarnya, menurut Matheus, pemandu wisata di Labuan Bajo sudah ada di bawah naungan HPI, tapi belum ada Perda yang mengatur turis harus menggunakan jasa pemandu yang berlisensi. Jika pemandu wisata sudah terdaftar secara resmi, pihak hotel bisa menyarankan agar para tamu hanya mau memakai guide berlisensi yang terdaftar secara resmi.
“Jadi kalau ada sesuatu hal bisa lebih mudah dicari,” kata Matheus menambahkan.
Matheus mengatakan, untuk efek jera agar kasus ini tidak terulang di kemudian hari, pihak berwajib perlu memberikan hukuman yang berat kepada pelaku.
“Ini tidak hanya mencederai korban, tapi juga melukai citra pariwisata Labuan Bajo di muka internasional. Pariwisata adalah lahan pencaharian banyak orang di Labuan Bajo, jangan rusak itu,” kata Matheus.
Simak juga video menarik berikut ini: