Liputan6.com, Jakarta Hal kecil apapun yang terjadi pada tubuhmu jangan sampai disepelekan. Apalagi setelah mendengar kisah yang dialami pria satu ini.Hanya karena masalah sembelit, pria 53 tahun dibawa ke ruang gawat darurat.
Baca Juga
Advertisement
Pria asal Australia itu sudah mengeluhkan nyeri pada perutnya selama tiga hari berturut-turut karena sembelit, disusul dengan bengkak dan mual. Tapi yang lebih mengkhawatirkan lagi, pria tua itu juga mengeluhkan sakit di kaki kanannya, sampai tak mampu lagi untuk bergerak selama 24 jam terakhir.
Dilansir dari IFL Science, saat dokter memeriksa kondisinya, kaki pria itu tak memiliki denyut nadi yang teraba. Kakinya seperti mati karena terasa dingin saat disentuh.
Dokter yang memriksa riwayat pria tersebut menyebutkan ia tak memiliki riwayat medis dan penyakit vaskular. Sehingga kelumpuhan pada kakinya membuat dokter bingung pada mulanya.
Sampai akhirnya, pria itu mengatakan bahwa dirinya mengalami sembelit dan ingin buang air besar. Dari situ, dokter dapat memeriksa keluhannya secara mendalam.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Sembelit yang Berujung pada Masalah Serius
Dari pemeriksaan dubur mengungkapkan bahwa pria itu mengalami dampak yang besar pada tubuhnya karena tinja. Scan perut menunjukan bahwa terdapat tinja pada bagian rongga perutnya.
Pemadatan tinja di bagian abdomennya berpotensi berbahaya bagi pria itu. Kotorannya yang meluap di perut menyebabkan berbagai masalah serius.
Usus besar yang mengalami bengkak ternyata menekan arteri, hal ini membuatnya mengalami kelumpuhan. Belum lagi, dokter juga mengidentifikasi tanda-tanda gangguan ginjal dan asidosis metabolik.
Kondisi itu menyebabkan ginjal berhenti menghilangkan asam dari tubuh.
Untuk menangani kasus yang serius itu, dokter segera melaksanakan pembedahan untuk mengangkat kotoran pada usus pria tersebut.
Advertisement
Bukan Kasus Pertama
Operasi tersebut berhasil mengeluarkan kotoran sebesar 2 liter. Setelah itu, ia diberikan perawataninstensif dan obat-obatan pereda konstipasi atau sembelit.
Beruntungnya, ia juga bisa kembali berjalan setelah 13 hari dipulangkan dari rumah sakit. Meski kelihatannya sepele, sembelit tak boleh sampai diabaikan.
Sebelumnya pada tahun 2015 lalu, seorang gadis remaja yang fobia dengan toilet meninggal karena menahan keinginan untuk buang air selama delapan minggu.
Meninggalnya gadis tersebut disebabkan karena penumpukan feses pada bagian rongga dada. Feses yang memadati rongga dada ditubuhnya menybabkan tekanan, sampai akhirnya mendapat serangan jantung yang membuatnya meninggal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: