Pilkada Bawa Berkah bagi Pelaku UMKM di Daerah

Sektor UMKM yang mendapatkan mendapatkan keuntungan dari Pilkada 2018 antara lain yang terkait dengan atribut kampanye dan kuliner.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Jun 2018, 12:53 WIB
Seorang warga mengisi formulir pendaftaran di Pos Penyempurnaan Data dan Daftar Pemilih saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jakarta, Minggu (12/3). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) membawa berkah bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), terlebih pada masa kampanye berlangsung.

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan, sektor UMKM yang mendapatkan mendapatkan keuntungan dari ajang pesta demokrasi ini antara lain yang terkait dengan atribut kampanye dan kuliner.

"Besar dampaknya (bagi UMKM), percetakan, kaos, atribut, kuliner dan cendera mata," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (26/6/2018).‎

Dia menuturkan, selama masa kampanye lalu, omzet dari UMKM di sektor tersebut bisa meningkat berkali-kali lipat. Terutama bagi UMKM yang berada di daerah yang melaksanakan Pilkada.

"(Kenaikan omzet) Bisa berlipat-lipat, jika dibeli kepada UMKM yang dipilih oleh pemesan," kata dia.

Selain kepada UMKM, lanjut Ikhsan, Pilkada juga secara tidak langsung berdampak pada perekonomian di daerah. Namun besaran dampaknya pada masing-masing daerah akan berbeda-beda, tergantung kondisi daerah tersebut.

"Pasti naik, terutama ada PDB (Produk Domestik Bruto) daerah tersebut," ujar dia.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Konsumsi Rumah Tangga Bakal Membaik pada Kuartal II 2018

Pedagang merapihkan dagangannya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, konsumsi rumah tangga diperkirakan lebih baik pada kuartal II 2018. Ini didorong pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan jelang pemilihan Presiden pada 2019.

Direktur Ashmore Asset Management, Arief Wana mengatakan konsumsi rumah tangga bakal tumbuh lebih baik pada kuartal II 2018. Pilkada serentak 2018 serta persiapan pilpres 2019 menjadi stimulus naiknya pertumbuhan konsumsi di kuartal II 2018.

"Jadi kalau ditanya apa dampak dari tahun politik ini kami melihat kuartal kedua dan paruh kedua tahun 2018. Private consumption akan naik lebih tinggi karena spending dari pemerintah, juga spending untuk Pilkada serentak," ujar dia dalam Konferensi Pers, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Selasa 8 Mei 2018.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2018 berada di level 4,95 persen. Porsi konsumsi rumah tangga memiliki andil terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 56,80 persen.

Lebih jauh dia menjelaskan, jelang Pilkada serentak dan Pilpres 2019, kondisi perekonomian Indonesia masih relatif stabil. Meskipun demikian, Indonesia perlu memerhatikan kondisi ekonomi global khususnya kebijakan yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih cukup stabil memasuki pilkada serentak. Sampai saat ini dengan kemungkinan calon presiden 2019 masih sama dengan 2014, kami melihat kondisi perekonomian masih cukup terjaga," kata dia.

Dia pun mengatakan, kondisi ekonomi saat ini sangat bergantung pada kebijakan Pemerintah terhadap hal-hal yang dapat memengaruhi anggaran Indonesia. Hal itu termasuk bagaimana Pemerintah menyikapi pelemahan rupiah dan kenaikan harga minyak.

Head of Wealth Management and Retail Digital Business Bank Commonwealth, Ivan Jaya mengatakan kondisi politik saat ini tidak memberikan dampak yang besar terhadap kegiatan ekonomi."Sentimen politik saat ini relatif kecil dalam mempengaruhi ekonomi dan pasar. Dengan demikian, perekonomian Indonesia masih relatif stabil," ujar dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya