Tim Pro Vs Kecerdasan Buatan di Turnamen Dota 2, Apa Jadinya?

OpenAI dikabarkan membentuk skuad bot AI yang siap bertarung dengan tim profesional di The International.

oleh Yuslianson diperbarui 28 Jun 2018, 14:30 WIB
Bot berbasis kecerdasan buatan milik OpenAI siap bertarung di turnamen dunia Dota 2, The Internationals. (Doc: OpenAI)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang digelarnya kompetisi tahunan gim Dota 2, The International, sejumlah skuat terbaik di dunia akan melawan tim "unik" beranggotakan bot berbasis teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) milik OpenAI.

Dikutip dari laman Endgadget, Kamis (28/6/2018), OpenAI dikabarkan membentuk skuat bot AI yang siap bertarung dengan tim profesional di The International.

Tahun lalu, perusahaan nirlaba besutan Elon Musk ini sempat bertarung satu lawan satu (one-on-one) dengan pemain profesional di The International.

Setelahnya, mereka merasa pengalaman melawan bot AI tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik dan belajar banyak dari teknologi itu.

Meski begitu, bermain satu lawan satu dengan bertarung melawan satu tim bot AI tentunya menghadirkan kesulitan yang berbeda bagi perusahaan.

Salah satu kesulitan yang OpenAI harus mengajarkan AI bagaimana caranya berkoordinasi dengan lima bot lainnya ketika di dalam gim.

OpenAI mengklaim, kemampuan belajar bot berbasis kecerdasan buatan itu setara dengan pengalaman bermain selama 180 tahun.

Sekadar informasi, The International adalah turnamen Dota 2 terbesar yang diadakan setiap tahun.

Pada turnamen ini, pemain Dota 2 terbaik dari berbagai negara di dunia berkumpul dan bersaing untuk mendapatkan uang hadiah miliaran rupiah.

 


Pemain Dota 2 Terbaik Dunia Kalah oleh AI

Kurang dari setahun yang lalu, bot milik OpenAI secara mengejutkan dapat mengalahkan Danylo "Dendi" Ishutin dalam pertarungan satu laman satu.

Hanya dalam waktu 10 menit di pertarungan utama, Dendi harus menelan kekalahan dari bot milik OpenAI.

Di pertarungan kedua, Dendi memutuskan untuk menyerah dan tidak melanjutkan pertarungan ketiga.

"Tolong, berhenti bully saya," ungkap pemain yang diperkirakan telah mengantongi uang hadiah kemenangan sebesar US$ 735.499 sepanjang kariernya kepada bot OpenAI saat pertarungan.

Elon Musk pun memuji OpenAI atas prestasinya. Ia mengatakan bot-nya adalah "pemain terbaik pertama yang mampu mengalahkan pemain terbaik dunia di ajang eSports yang kompetitif".

Sebelum tampil dan bertarung dengan Dendi, Brockman sudah menguji coba bot-nya dengan melawan beberapa gamer pro Dota 2, dan hasilnya pun sangat memuaskan.

"Selama sepekan terakhir, tidak ada satu pun pemain pro yang bisa mengalakan bot kami. Di antara pemain pro tersebut adalah SumaiL (pemain terbaik 1v1 di dunia) dan Arteezy (pemain top di dunia," tulis Brockman dalam blog perusahaan.

Meski berhasil mengalahkan pemain terbaik di dunia, Brockman merasa bot-nya masih jauh dari sempurna. Ia dan timnya saat ini sedang melakukan peningkatan agar bot-nya dapat bermain lima lawan lima (5v5).

(Ysl/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya