Liputan6.com, Jakarta - Sinyal buruk buat Timnas Indonesia U-23 jelang perhelatan Asian Games 2018. Itu karena mereka justru terus menorehkan rapor buruk pada laga uji coba menuju perhelatan multievent empat tahunan tersebut.
Terkini adalah laga Timnas Indonesia U-23 melawan Korea Selatan di Stadion Pakansari, Sabtu (23/6/2018). Di laga itu, skuat Garuda Muda terpaksa mengakhiri laga dengan kekalahan 1-2. Padahal, mereka sempat girang saat bisa menyamakan skor.
Baca Juga
Advertisement
Korsel lebih dulu unggul lewat Jeong Taewook di menit ke-43. Tim besutan Luis Milla baru bisa menyamakan skor di menit ke-90+3 lewat sundulan Hansamu Yamaha. Sayang, gawang Indonesia kembali kebobolan akibat aksi Han Seunggyu.
Kekalahan itu membuat Timnas Indonesia U-23 menorehkan catatan buruk, yakni melewati enam pertandingan tanpa kemenangan. Sebelumnya, mereka kalah 0-1 dari Bahrain, 0-0 kontra Korea Utara, 0-0 kontra Uzbekistan, 1-2 dari Thailand, dan 0-0 melawan Thailand.
Berbagai upaya sejatinya telah dilakukan tim pelatih untuk mendongkrak performa Febri Hariyadi dan kawan-kawan. Salah satu cara yang ditempuh adalah menjajal kemampuan pemain senior. Bahkan, mereka juga menyertakan pemain naturalisasi senior.
Sayangnya, para pemain naturalisasi itu juga gagal memberikan kontribusi yang signifikan. Setidaknya, ada empat pemain naturalisasi yang tampil dalam enam uji coba terakhir Indonesia, tapi gagal tampil memuaskan. Berikut daftarnya:
1. Ilija Spasojevic
Spaso adalah pemain yang sempat disertakan Milla pada ajang PSSI Anniversary Cup 2018. Sebelumnya, ia telah melakoni debutnya bersama Timnas Indonesia melawan Suriah U-23 pada uji coba di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, 18 November 2017.
Setelah itu, ia tampil cukup produktif dengan mengemas dua gol saat membawa Indonesia menang 2-1 atas Guyana pada uji coba, 25 November 2017. Sayang, setelah itu, Spaso malah seret gol.
Penyerang Bali United itu gagal mempersembahkan gol pada ajang PSSI Anniversary Cup 2018. Tak satu pun gol yang mampu dicetaknya. Hal itu berimbas pada tumpulnya lini depan Indonesia yang mengakhiri PSSI Anniversary Cup 2018 tanpa mencetak gol sebiji pun.
Advertisement
2. Alberto Goncalves
Laga melawan Thailand U-23 di Stadion PTIK, 31 Mei 2018, jadi petualangan perdana Beto bersama Indonesia. Milla memanggilnya karena tergiur dengan performa ciamik Beto saat mengenakan seragam Sriwijaya FC.
Laga debutnya itu memang berakhir dengan kekalahan 1-2. Namun, Beto sempat memperlihatkan peran vitalnya dengan memberikan umpan silang yang dimaksimalkan Septian David Maulana untuk mencetak gol.
Pada uji coba kedua melawan Thailand di Stadion Pakansari, 3 Juni 2018, Beto tampil sebagai pemain pengganti. Namun, kali ini peran penyerang berusia 37 tahun itu tak terlihat. Kebetulan, laga itu juga berakhir dengan skor kacamata.
Saat melawan Korsel pun Beto tampil sebagai starter. Pada laga kali ini, Beto justru terlihat seperti banyak menyia-nyiakan peluang yang didapat. Salah satunya adalah gagal memaksimalkan umpan silang Riko Simanjuntak di menit ke-35.
3. Victor Igbonefo
Igbonefo lebih dulu dipanggil Milla untuk memperkuat Timnas Indonesia senior pada 14 Januari 2018, tepatnya saat uji coba melawan Islandia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Itu jadi momen perdana Igbonefo bermain di bawah asuhan Milla.
Sayang, momen itu berakhir dengan noda karena Indonesia kalah 1-4 dari Islandia. Kemudian, Igbonefo kembali menerima panggilan dari Milla untuk dua laga melawan Thailand. Pada uji coba pertama di PTIK, Igbonefo tampil sebagai starter.
Sayang, ia malah melakukan blunder yang terbilang fatal. Ia jadi penyebab sukses Thailand menyamakan skor di menit ke-53. Salah mengantisipasi bola, Settawut Wongsai pun mudah untuk mencetak gol.
Selanjutnya, ia hanya menghuni bangku cadangan. Tanpa kehadiran Igbonefo di lapangan, Indonesia malah mampu menahan Thailand 0-0.
Advertisement
4. Stefano Lilipaly
Lilipaly adalah pemain naturalisasi terakhir Indonesia yang dijajal Milla. Pemanggilan ini tak lepas dari tuntutan publik yang ingin kembali melihat Lilipaly kembali mengenakan seragam Indonesia.
Di laga itu, Lilipaly baru masuk di babak kedua. Masuknya gelandang Bali United itu memang membuat serangan Indonesia jauh lebih bertenaga. Namun, tetap ada catatan minor dari pemain yang juga berdarah Belanda tersebut.
Tak ada kreativitas Lilipaly yang membuahkan peluang untuk Indonesia. Ia juga kerap mudah dihentikan lawan saat menggiring bola. Namun, hal itu juga tak bisa dijadikan alasan untuk mengkritik Lilipaly karena ia belum mendapatkan kesempatan untuk tampil penuh.