Harga Minyak Melonjak Usai AS Dorong Sekutu Hentikan Impor dari Iran

Harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia naik USD 1,58 sehingga menetap di USD 76,31 per barel.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Jun 2018, 05:41 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak AS melonjak lebih dari 2 persen sehingga kembali menembus angka USD 70 per barel pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta).

Pendorong kenaikan harga minyak adalah langkah Pemerintah AS yang mendorong negara-negara sekutu untuk menghentikan impor minyak mentah dari Iran sehingga akan membatasi masokan global.

Mengutip Reuters, Rabu (27/6/2018), harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia naik USD 1,58 sehingga menetap di USD 76,31 per barel. Sedangkan untuk harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) naik USD 2,45 sehingga menetap di USD 70,53 per barel.

Dalam perdagangan berjangka atau usai penutupan perdagangan, harga minyak Brent menambah kenaikan menjadi USD 76,61 per barel, sementara minyak mentah AS naik menjadi USD 70,76 per barel.

Seorang pejabat senior di Departemen Luar Negeri mengatakan, Pemerintah AS mendorong negara-negara sekutu untuk menghentikan impor minyak dari Iran mulai November nanti.

Direktur riset komoditas di ClipperData Matt Smith menjelaskan, jika hal tersebut terjadi maka akan mengimbangi pasokan jika Arab Saudi benar-benar akan menambah produksi hingga 11 juta barel pada Juli yang merupakan produksi terbesar dalam sejarah.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump pada bulan Mei mengatakan bahwa pemerintahannya menarik diri dari kesepakatan 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia yang ditujukan untuk membatasi kemampuan nuklir Teheran.

"Ini adalah pekembangan baru dan tentu saja menjadi berita gembira untuk harga minyak," jelas Smith.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.


Tambahan Pasokan OPEC

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak mentah dunia jatuh karena investor bersiap untuk menghadapi adanya tambahan 1 juta barel per hari (bpd) minyak yang dinilai bisa memukul pasar, setelah OPEC setuju untuk meningkatkan produksi. Di sisi lain, pasar ekuitas Amerika Serikat (AS) tergelincir kekhawatiran perang perdagangan negara ini dengan yang lain.

"Ketegangan perdagangan dan kekhawatiran pasar global secara keseluruhan adalah apa yang menahan harga minyak mentah hari ini," kata Bill Baruch, Presiden Blue Line Futures di Chicago.

Di sisi lain, pasar Saham AS juga melemah dipicu aksi jual besar-besaran seiring meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Cina.

"Harapan bahwa kita akan melihat lebih banyak minyak mentah dari OPEC dan bahwa pasokan di AS akan ketat karena pemadaman Syncrude ... akan membuat pasar tetap tenang," kata Phil Flynn, Analis di Price Futures Group.

Kerugian harga minyak mentah AS dibatasi kemungkinan pemadaman di fasilitas tambang minyak Syncrude Canada yang menghasilkan 360 ribu bpd yang berlangsung hingga Juli. Pemadaman ini diperkirakan akan membatasi minyak mentah yang dipasok ke Cushing, Oklahoma, titik pengiriman minyak AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya