Liputan6.com, Jakarta Selama ini kita mengetahui, merokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan hingga memicu terjadinya kanker. Ada pula hal menggelitik, belanja rokok bisa membuat seseorang jadi miskin.
Baca Juga
Advertisement
Keberkaitan antara rokok dan kemiskinan terpapar dalam data Badan Pusat Statistik (BPS). Saat memaparkan hasil penelitian bertajuk "Rokok, Stunting, dan Kemiskinan" di Four Points by Sheraton, Jakarta, Kepala Subdirektorat Kerawanan Sosial BPS Ahmad Avenzora menjelaskan lebih rinci.
"Rokok termasuk di antara 52 komoditi yang lebih banyak dibutuhkan bagi orang marjinal. Lebih spesifiknya, rokok menduduki posisi kedua setelah beras sebagai penyumbang kemiskinan," jelas Ahmad beberapa hari lalu, sebagaimana ditulis Rabu (27/6/2018).
Dalam hal ini, ada kontribusi rokok terhadap garis kemiskinan. Rokok yang dimaksud adalah jenis rokok kretek filter.
"Di Indonesia ada 27 juta-an penduduk miskin. Mereka cenderung belanja rokok," Ahmad melanjutkan.
Simak video menarik berikut ini:
Kemiskinan meningkat
Ahmad menambahkan ketika pengeluaran rokok meningkat sebesar 1 persen, maka potensi rumah tangga menjadi miskin akan meningkat sebesar 6 persen.
Setidaknya uang sebesar Rp 100.000 hanya untuk pengeluaran buat beli rokok.
"Kebutuhan belanja rokok nilainya 9,98 persen di kota dan 10,70 persen di desa," tambah Ahmad.
Advertisement