Liputan6.com, Jakarta - Peneliti belum lama ini mengungkapkan temuan yang cukup mengejutkan soal baterai smartphone.
Tak disangka, baterai ternyata bisa dijadikan alat oleh peretas untuk memata-matai para pengguna smartphone.
Advertisement
Temuan mengejutkan itu terungkap dari penelitian para ilmuwan di Technion, UT Austin dan Hebrew University.
Para peneliti mengklaim baterai yang dirancang khusus ini bisa dipakai untuk menyadap berbagai jenis informasi dari smartphone.
Tim peneliti juga mengatakan baterai khusus tersebut akan memonitor perangkat keras yang ada di dalam smartphone secara terus-menerus.
Dengan memantau GPU dan memori smartphone, si peretas bisa mendapatkan informasi tentang pengguna.
"Yang paling mengkhawatirkan adalah jika baterai khusus itu menangkap informasi dari CPU dan layar sentuh smartphone," kata tim peneliti.
Tim peneliti menunjukkan dalam sebuah eksperimen bahwa seorang peretas--dengan berbagai tingkat akurasi--dapat menangkap karakter yang diketik melalui layar sentuh, memulihkan riwayat browser, dan mendeteksi panggilan masuk.
Peretas bahkan bisa mengetahui kapan dan di mana sebuah foto diambil oleh pengguna. Pencurian data juga mungkin bisa dilakukan melalui browser yang terpasang pada smartphone tersebut.
Untuk keakurata, peretas mengetahui tombol apa saja yang ditekan. Hal tersebut diklaim bisa mencapai 36 persen. Peretas bahkan bisa melakukan pencarian terhadap password yang sudah tersimpan.
Dalam kasus situs web mana saja yang telah diakses oleh pengguna, penelitian menunjukkan tingkat akurasi mencapai 65 persen.
Tingkat Akurasi Peretas Capai 100 Persen
Yang mengejutkan adalah tingkat akurasi seorang peretas dalam mendeteksi panggilan telepon telah dilakukan bisa mencapai 100 persen.
Eksperimen juga menunjukkan akurasi yang tinggi terkait dengan penggunaan kamera.
Selain mendeteksi ketika foto telah diambil, peretas dapat memperoleh data tentang penggunaan lampu kilat dan kondisi pencahayaan.
Tim peneliti juga menunjukkan bagaimana seorang peretas bisa mengakali pengguna agar memakai baterai jahat yang telah dibuatnya.
"Mereka bisa melakukannya dengan menjual baterai jahat itu melalui pemasok aksesori ponsel atau gerai ponsel biasa," tulis tim peneliti.
Advertisement
Pengguna Diimbau Jangan Panik
Meski begitu, tim peneliti meminta para pengguna agar tidak buru-buru panik. Sebab, serangan semacam ini masih terlalu dini untuk terjadi dalam waktu dekat.
Untuk memproduksi dan mengedarkan baterai jahat secara massal memerlukan matarantai yang panjang.
Selain itu, proses pengumpulan dan pengambilan data selalu berjalan lambat, dan hasilnya tidak selalu akurat.
Namun, tim peneliti tetap mengingatkan agar para pengguna untuk selalu waspada saat ingin mengganti baterai ponsel.
"Biasanya, peretas akan memanfaatkan situs penjualan online dan harga baterai yang murah dari versi aslinya. Ini akan menjadi daya tarik bagi pengguna ponsel yang ingin mengganti baterai secara mudah dan murah," tulis tim peneliti sebagaimana dilansir Dream.co.id dari Security Week.
Reporter: Sugiono
Sumber: Dream.co.id
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: