Liputan6.com, Jakarta- Saat menanamkan modal atau membuka bisnis, para investor atau pendiri perusahaan tak cuma menaruh uang, lalu pergi begitu saja. Tak sekadar duduk manis di sudut ruangan sambil menanti kedatangan laporan terkait pundi-pundi. Lebih dari itu, mereka ingin menanamkan nilai-nilai yang nantinya menjadi visi perusahaan.
Mencari usaha rintisan atau startup sebagai tempat untuk bekerja itu mudah. Yang agak susah adalah menemukan investor dan pendiri yang satu visi dengan kita.
Apalagi, perjalanan untuk mendirikan startup itu tak selalu mulus. Ada kalanya pimpinan suatu startup terbentur oleh kepentingan investor.
Baca Juga
Advertisement
Kerap pula terjadi seorang pendiri startup harus tersingkir dari perusahaan yang telah didirikannya. Tak hanya dipaksa mundur dari perannya sebagai CEO, ia juga nihil pilihan, selain menyerahkan beberapa saham yang dimiliki.
Mimpi untuk membangun cinta pelanggan terhadap produk telah berangsur-angsur berubah menjadi membangun apa yang diinginkan investor.
Itulah mengapa saat beralih ke industri apa pun, Anda akan menemukan bukti pendanaan secara mandiri itu tidak hanya baik, tetapi sangat menguntungkan.
Memulai Bisnis Startup Secara Mandiri
Bertolak dari pengalaman yang tidak menyenangkan seperti contoh di atas, banyak bootstrapper memulai bisnis mereka sebagai proyek sampingan, dengan modal mandiri. Hanya ketika proyek sampingan tersebut sudah menjadi sumber pendapatan jangka panjang yang layak, baru mereka berhenti dari pekerjaan lamanya dan fokus pada perusahaan barunya.
Beberapa contoh startup yang dimulai dari pekerjaan sampingan, berikut ini, seperti dikutip dari wormtraders.com:
1. Ahrefs
Jauh sebelum berhenti dari pekerjaan hariannya, pendiri Ahrefs, Dmitry Gerasimen, memulai dengan mengeksplorasi sejumlah proyek sampingan.
Sementara terus bekerja penuh waktu sebagai pengembang pada tahun 2006, ia menggunakan gajinya untuk mempekerjakan pengembang lain untuk membantu proyek sampingan tersebut. Ketika proyek sampingan tersebut mulai menghasilkan uang lebih banyak daripada penghasilan penuhnya, ia berhenti dari pekerjaannya. Memilih yang lebih potensial.
Setelah empat tahun bermain dengan berbagai proyek sampingan, kelompok yang paling sukses berubah menjadi platform analitis terkemuka: The Ahrefs yang kita kenal sekarang, yang akan membawa dia neck-to-neck dengan Google.
2. JotForm
Aytekin Tank, pendiri JotForm, tidak membiarkan pekerjaan penuh waktu menghentikannya dari membentuk produk yang digunakan 3,2 juta orang tersebut.
“Saya akan bangun jam 6 pagi, menjawab pertanyaan pelanggan, kemudian pergi bekerja.” kata Tank.
“Butuh waktu lima tahun lagi untuk berhenti dari pekerjaan saya dan memulai perusahaan saya sendiri–meskipun saya sudah memiliki produk yang sukses,” lanjutnya.
Advertisement
Tidak Mempertaruhkan Kebebasan
Kebanyakan investor ingin menerima kembali uang mereka secepatnya, sehingga sering menekan startup untuk mencapai pertumbuhan eksponensial. Laba adalah satu-satunya tujuan mereka.
Lantaran itulah kebanyakan bootstrappers tidak mencari investor, sebab mereka tidak ingin kebebasannya tergadai hanya karena mengejar laba. Mereka ingin memiliki kehidupan yang sewajarnya, mempunyai waktu bersama keluarga, dan menikmati kebebasan hidup.
Mereka membangun startup secara perlahan, tumbuh hingga stabil dan bisa berjalan meski tanpa kehadiran mereka secara langsung. Intinya, mereka dapat membangun apa saja dan dari mana saja.
Buat Nilai Terlebih Dahulu dan Penilaian Akan Mengikuti
Fakta-fakta berikut akan memperkuat alasan mengapa tidak perlu terburu-buru membentuk startup.
Ahrefs, butuh 7 tahun untuk membangun kerajaan di ruang SEO yang sangat kompetitif. Mereka membangun produk mereka dalam keheningan ketika satu demi satu pesaing mereka mengumpulkan satu juta dolar.
JotForm tidak berubah dari nol menjadi 3,2 juta pengguna dalam semalam. Diperlukan 12 tahun ketekunan.
Setelah 10 tahun yang panjang, Todoist telah beralih dari proyek pribadi ke aplikasi yang membantu orang menyelesaikan puluhan juta tugas.
Setiap startup tentu ingin menjadi sukses dengan keuntungan yang besar. Tetapi tidak semua pendiri bersedia untuk bekerja setiap hari selama satu dekade. Rekening bank yang gemuk bukanlah resep untuk sukses. Lebih dari itu, kebebasan berekspresi menjadi hal terpenting yang tidak bisa dibeli.
Sumber : www.wormtraders.com