Andalkan Performa dan Pengalaman, Arianespace Tak Gentar dengan Popularitas SpaceX

Arianespace mengandalkan performa dan pengalaman mereka di Asia-Pasifik dalam persaingan melawan SpaceX.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Jun 2018, 18:00 WIB
Vivian Quenet (kiri) dan Jacques Breton dari Arianespace. Dok: Tommy Kurnia/liputan6.com

Liputan6.com, Singapura - Perusahaan peluncur satelit Arianespace masih santai melihat popularitas SpaceX milik Elon Musk. Mereka mengaku memiliki modal lain untuk tetap mendominasi di Asia-Pasifik, yaitu pengalaman dan kedekatan dengan klien.

Vivian Quenet, Managing Director Arianespace untuk wilayah Asia-Pacsifik, menyebut SpaceX terkesan lebih populer hanya karena pemberitaan terkait Elon Musk belakangan ini.

"Di luar cool effect dari pendaratan Falcon 9, meski menurut saya itu keren, saya tak pikir mereka makin populer (di wilayah ini)," ucap Quenet pada pertemuan dengan media, Rabu (27/6/2018), di Singapura.

Lebih lanjut, Quenet menyebut pihak Arianespace mengandalkan reliabilitas mereka dalam mengorbitkan satelit.

"Reliabilitas juga harus dilihat, dan saya pikir semua tahu Ariannespace sendiri sudah beroperasi lebih dari 30 tahun, dan itu membuktikan reliabilitas. Itu berdasarkan jumlah klien yang kami punya," ujarnya.

"Jadi mereka lebih murah, kami lebih bisa diandalkan," Quenet melanjutkan.

Sekadar informasi, biaya yang dipatok SpaceX di pasar komersial memang disebut lebih murah, tetapi itu disebabkan karena mereka sudah menaikkan harga dari klien institusi di Amerika Serikat (AS), seperti NASA dan militer. 

"Mereka bisa menurunkan harga karena sudah mendapat pendapatan besar dari klien institusi. Terlebih AS cenderung tertutup dalam hal peluncuran satelit, sehingga kami tak dapat menyaingi SpaceX di AS," pungkasnya.

Sementara, Arianespace tidak hanya berfokus pada institusi pemerintahan, tetapi turut memakai jasa dan pengalaman mereka untuk kebutuhan pelanggan di seluruh dunia.


Memahami Pelanggan di Asia-Pasifik

Stéphane Israël, CEO Arianespace. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Selain unggul pada pengalaman, hal lain yang membedakan Arianespace dengan pesaingnya adalah pemahaman mereka pada wilayah Asia-Pasifik.

"Kami juga memiliki posisi yang bagus di Asia, kami sudah di wilayah ini selama lebih dari 20 tahun. Kami satu-satunya launcher yang memiliki kantor di Asia, Singapore, dan Tokyo. Jadi, kami yakin bisa dekat dengan customer kami," ujar Quenet.

Untuk daerah Asia-Pasifik sendiri, kebanyakan pelanggan memakai jasa Arianespace untuk meluncurkan satelit telekomunikasi dan penyiaran.

Quenet juga mengungkapkan belakangan ini permintaan berganti menjadi peluncuran satelit hibrida yang bisa dipakai untuk telekomunikasi serta penyiaran.

Sejak awal 2017, Arianespace telah meluncurkan satelit untuk Indonesia (Telkom-3S), Korea Selatan (Koreasat-7), India (GSAT-17), dan Jepang (BSAT 4a dan DSN-1/Superbird 8). Semuanya diluncurkan menggunakan Ariane 5.


Perkenalkan Ariane 6 dan Vega C

Arianespace. Dok: Tommy Kurnia

Arianespace turut memperkenalkan dua roket peluncur satelit terbaru mereka, yakni Ariane 6 dan Vega C.

Ariane 6 akan diluncurkan pada 2020, sementara Vega C pada 2019. Sejauh ini, European Space Commission (ESA) sudah melakukan booking untuk mengandalkan peluncuran perdana Ariane 6.

Ariane 6 disebut lebih efisien dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pelanggan mereka tanpa memberikan harga yang lebih mahal.

"Arianespace sangat menghargai dukungan yang terus diberikan sejak 1987 oleh 17 pelanggan di wilayah Asia-Pasifik. Mereka telah menggunakan jasa kami untuk meluncurkan 82 satelit," ucap CEO Arianespace Stephane Israel.

Sebagai informasi, Arianespace telah mengorbitkan 570 satelit, lebih dari setengah di antaranya adalah satelit telekomunikasi dari berbagai belahan dunia.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya