Hore, 2 Telur Bangau Tongtong Langka Menetas di Kebun Binatang Bandung

Dua ekor bayi bangau bernama Latin Leptoptilos javanicus itu lahir pada Minggu, 27 Mei 2018, dan belum diberi nama.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 29 Jun 2018, 07:01 WIB
Kebun Binatang Bandung menambah koleksi satwa setelah menetasnya dua buah telur bangau tongtong.

Liputan6.com, Bandung - Kebun Binatang Bandung (KBB) kini memiliki keluarga baru berupa dua ekor bangau tongtong, yang saat ini berusia 33 hari. Dua ekor bayi bangau bernama Latin Leptoptilos javanicus itu lahir pada Minggu, 27 Mei 2018 lalu, dan belum diberi nama.

Saat ini, kondisi kedua burung bangau tongtong sehat di bawah pengasuhan induknya.

Menurut dokter hewan KBB Dedi Trisasongko, anak bangau tongtong tersebut lahir secara normal. Hanya saja, bobot bangau sendiri belum ditimbang karena tubuhnya masih cukup rentan.

Meski demikian, sebelum telur menetas, induk bangau tongtong dipantau kondisi kesehatan hingga nutrisinya.

"Dari proses pengeraman, menyediakan sarang hingga pemenuhan nutrisi sudah kita berikan semua. Masa inkubasinya sendiri 30 hari," ujar Dedi, di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, 28 Juni 2018.

Selain itu, kedua bangau juga belum diketahui jenis kelaminnya. Pada umumnya, bangau tongtong saat baru lahir masih membutuhkan perhatian dari induknya, sehingga selalu harus berada di dekat sang induk.

"Memang secara fisik bangau tontong jantan dan betina mirip, paruhnya juga, dan kepalanya botak. Hanya saja yang jantan berukur lebih besar," tutur Dedi.

Dedi menjelaskan, berdasarkan data Red List IUCN, populasi bangau tongtong secara global berada pada status Rentan (VU) atau berisiko kepunahan.

"Selain itu, bangau tongtong di Indonesia termasuk satwa yang dilindungi UU No. 5 Tahun 1990 serta PP No. 7 Tahun 1999," jelasnya.

Daerah penyebaran bangau tongtong di Indonesia meliputi Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Sedangkan di dunia meliputi India bagian timur, Nepal, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, Singapore serta Kamboja.

Untuk perkembangbiakan di eks situ, bangau tongtong bisa menyesuaikan dengan kondisi alam di sekitarnya. Jika sedang akan kawin, petugas KBB menyiapkan ranting-ranting basah untuk bangau tersebut.

Hingga saat ini, total populasi bangau tongtong di KBB mencapai 13 ekor. "Tiga itu di antaranya sudah berpasangan," beber Dedi.

Simak video pilihan berikut ini:


Proses Bertelur Tidak Mudah

Telur bangau tongtong di Kebun Binatang Bandung masih ada yang dierami.

Komunikasi Pemasaran KBB, Sulhan Syafii mengatakan, kelahiran bangau tongtong itu menjadi koleksi ke-13 kebun binatang yang berlokasi di Jalan Tamansari, Kota Bandung. Menurutnya, proses kelahiran satwa tidaklah mudah.

"Anak bangau tongtong ini lahir dari koleksi Kebun Binatang Bandung. Waktu masa bertelur, mengerami sampai menetas, petugas dan dokter hewan memantau terus kondisi dan nutrisinya," ujar Sulhan.

Meski petugas memantau, proses kelahiran juga harus natural, tidak ada bantuan dari para penjaga. Karena kalau ada campur tangan manusia, bangau takut terganggu.

"Selama ini bayi bangau masih diasuh oleh induknya dan belum boleh dipisahkan," kata Sulhan.

Selama masa perawatan bayi, induk bangau diberi pakan setiap harinya. Bayi bangau baru bisa dipisahkan dari induknya hingga beberapa bulan ke depan.

"Ini baru bisa diekspos kalau sudah melewati masa-masa pertumbuhannya. Sekarang kecenderungannya selamat dan mudah-mudahan sehat sampai dewasa. Nanti akan diberi nama kalau sudah bertahan hidup," ujarnya.

Selain dua penghuni baru, KBB juga masih memantau dua telur bangau tontong yang masih dierami induknya. "Kita lakukan pemantauan khusus," ucapnya.

Sulhan menambahkan, selain bangau tongtong, koleksi satwa KBB yang terhitung populasinya banyak adalah binturung dan tapir.

"Selain koleksi satwa paling banyak, satwa-satwa tersebut berstatus dilindungi," jelas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya