Liputan6.com, Jakarta - Arianespace, perusahaan peluncur satelit komersial pertama di dunia, menunjukkan ketertarikan untuk bekerja sama dengan badan antariksa di Indonesia.
Hal itu diungkapkan saat Vivian Quenet, Managing Director Arianespace untuk wilayah Asia-Pasifik, melakukan pertemuan dengan media di Singapura, baru-baru ini.
"Kami tentu sangat dekat dengan badan-badan antariska. Kami belum yakin pernah melakukan pendekatan dengan badan antariksa Indonesia, tapi tentunya kami tertarik bekerja sama dengan mereka," ungkap Quenet.
Baca Juga
Advertisement
Arianespace sendiri kerap bekerja sama dengan European Space Agency (ESA) dan badan antariksa di Jepang.
Kiprah Arianespace di wilayah Asia-Pasifik telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun, dan sudah meluncurkan satelit bersama mitra dari Jepang, Korea Selatan (Korsel), India, dan Indonesia.
Di Indonesia, Arianespace pada tahun lalu meluncurkan satelit Telkom-3S menggunakan roket Ariane 5.
Saat ini, Arianespace tengah sibuk memperkenalkan roket peluncuran terbaru mereka, yaitu Ariane 6 dan Vega C. Peluncuran pertama Ariane 6 akan diadakan pada 2020 mendatang untuk melakukan misi bersama badan antariksa Eropa.
Selain itu, Arianespace juga sedang mengamati perkembangan tender satelit multifungsi yang dilakukan pemerintah Indonesia. Setelah proses tender selesai, perusahaan juga tertarik untuk terlibat dalam proses peluncuran.
Memiliki Kebijakan Operasi yang Ketat
Di samping memiliki kemampuan peluncuran roket yang teruji dan berpengalaman, Arianespace juga serius mengawasi dampak keamanan, keselamatan, dan lingkungan dari roket yang mereka luncurkan.
Arianespace menjelaskan mereka mengikuti aturan ketat terkait dalam rangkaian peluncuran satelit. Tidak hanya ketika roket siap lepas landas, tapi mulai dari tahap manufaktur, pembersihan, sampai pengoperasian.
"Kami memiliki aturan yang ketat tentang lingkungan dan keselamatan. Tentunya ada populasi manusia yang tinggal di area peluncuran kami, dan semua peluncuran kami harus mempertimbangkan beragam hal agar tidak ada risiko pada populasi di sana," ucap Jacques Bretton, Directeur Commercial, Senior Vice President, Sales & Business Development Arianespace.
Roket-roket Arianespace seperti Ariane 5, Soyuz, dan Vega, juga memiliki standar keamanan yang ketat, sesuai dengan standar internasional. Pemerintah Prancis juga turut terlibat untuk mengawasi hal tersebut.
Guiana Space Center (GSC) yang merupakan salah satu lokasi peluncuran roket Arianespace turut menerapkan standar keselamatan yang ketat pada roket-roket Arianespace.
Selain itu, pembuangan sisa-sisa bahan berbahaya juga dimonitor secara hati-hati untuk memastikan kelestarian lingkungan.
Advertisement
Memperkenalkan Ariane 5 dan Vega C
Masih di Singapura, Arianespace turut memperkenalkan dua roket peluncur satelit terbaru mereka, yakni Ariane 6 dan Vega C.
Ariane 6 akan diluncurkan pada 2020, sementara Vega C pada 2019. Sejauh ini, European Space Commission (ESA) sudah melakukan booking untuk mengandalkan peluncuran perdana Ariane 6.
Ariane 6 disebut lebih efisien dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pelanggan mereka tanpa memberikan harga yang lebih mahal.
"Arianespace sangat menghargai dukungan yang terus diberikan sejak 1987 oleh 17 pelanggan di wilayah Asia-Pasifik. Mereka telah menggunakan jasa kami untuk meluncurkan 82 satelit," ucap CEO Arianespace Stephane Israel.
Sebagai informasi, Arianespace telah mengorbitkan 570 satelit, lebih dari setengah di antaranya adalah satelit telekomunikasi dari berbagai belahan dunia.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini