Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh ke level terendahnya selama lebih dari enam bulan pada perdagangan Kamis. Tekanan ini terjadi akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dan Uni Eropa.
Dikutip dari Reuters, Jumat (29/6/2018), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen ke posisi USD 1.248,04 per ounce. Sebelumnya sempat menyentuh USD 1.246,60 per ounce, terendah sejak pertengahan Desember lalu.
Baca Juga
Advertisement
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus stabil di USD 5,10 atau 0,4 persen menjadi USD 1.251 per ounce.
Harga perak di pasar spot juga merosot 0,4 persen menjadi USD 15,98 per ounce. Sebelumnya mencapai terendah sejak pertengahan Desember dengan USD 15,88 per ounce.
Harga paladium tergelincir 1,4 persen menjadi USD 933,97 per ounce dan harga platinum ikut anjlok 0,7 persen ke posisi USD 850,40 per ounce setelah menyentuh harga USD 840,50 atau terendah sejak akhir Januari 2016.
Penyebabnya adalah kebijakan-kebijakan perdagangan AS telah merugikan pasar saham dunia. Ketegangan perdagangan telah mengerek dolar AS terhadap beberapa mata uang utama. Kurs dolar AS yang menguat mendorong harga emas lebih mahal.
"Ada permintaan investasi ke instrumen safe haven seperti emas, tapi ada juga yang ke dolar AS atau mata uang yang aman lain," kata Analis Capital Economics Simona Gambarini.
Selanjutnya
Sedangkan Presiden Pasar Dunia TIAA Bank Chris Gaffney mengaku banyak faktor yang menekan harga emas. "Terlalu banyak tekanan pada emas dan akan terus melihatnya seperti itu," katanya.
Presiden Federal Reserve Boston Eric Rosengren mengatakan, bank sentral harus terus menaikkan suku bunga acuan secara bertahap untuk mengurangi risiko kesalahan kebijakan utama.
Saat ini, investor tengah fokus pada pertemuan para pemimpin Uni Eropa untuk membahas berbagai masalah, seperti migrasi, Brexit, dan perdagangan.
Advertisement