Waspada, Cuaca Ekstrem di Ambon

Polda Maluku dan pihak terkait mengimbau warga Ambon dan sekitarnya aktif melaporkan potensi bencana seiring cuaca ekstrem yang melanda.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi banjir (iStock)

Liputan6.com, Ambon - Cuaca ekstrem melanda Ambon dan sekitarnya. Hingga kini curah hujan relatif cukup tinggi, dan diperkirakan ke depannya masih seperti itu.

Kepolisian Daerah Maluku mengimbau seluruh masyarakat agar berhati - hati di beberapa ruas jalan di kota Ambon yang tergenang air. Dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (29/6/2018), berikut beberapa lokasi yang terimbas.

Genangan air 40 sentimeter di Jalan Sam Ratulangi depan kopi Lela sepanjang 500 meter.

Genangan air di sekitar Bandara Patimura, jalan utama menuju bandara di Desa Hative besar ketinggian 40 sentimeter sepanjang 300 meter.

Genangan air di ruas jalan Jenderal Sudirman, depan Pos Mutiara, depan kantor Jasa Raharja dan samping Mako Brimob.

Genangan di depan rumah dinas Pangdam setinggi 30 sentimeter sepanjang 40 meter.

Pohon tumbang depan kantor perikanan Tantui, sudah ditangani pers Sabhara Polda.

Genangan air di sekitar Jalan Wolter Monginsidi Waihong 15 sentimeter sepanjang 30 meter.

Desa Ahuru banjir akibat tanggul jebol.

Longsor menutup akses jalan naik ke Karang Panjang.

Polisi mengimbau warga agar proaktif mengantisipasi potensi bencana. "Diharapkan kerja samanya apabila ada bencana disampaikan ke kepolisian terdekat sehingga kami bisa segera datang membantu."

Polisi Siaga di Lokasi Banjir

Aparat kepolisian dari Direktorat Sabhara Polda Maluku, bersiaga pada dua lokasi berbeda di Kota Ambon yang terancam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Pulau Ambon selama dua hari.

"Lokasi banjir yang telah didatangi polisi untuk bersiaga membantu warga yang menjadi korban banjir adalah samping SMK tiga Waiheru, KecamatanTeluk Ambon," kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat di Ambon, dilansir Antara, Kamis 28 Juni 2018.

Satu lokasi lainnya yang menjadi langganan bencana banjir adalah kawasan Ahuru, Kecamatan Sirimau (Kota Ambon) yang telah ditempatkan sejumlah personel Dit Sabhara Polda Maluku.

Selain itu, sejumlah personel Satuan Brimob Polda Maluku juga telah disiagakan untuk sewaktu-waktu dikerahkan ke berbagai lokasi yang rawan terancam bencana banjir maupun tanah longsor.

"Kami berharap tidak terjadi masalah yang merugikan masyarakat akibat hujan lebat yang terus menerus mengguyur Pulau Ambon dan sekitarnya, tetapi kesiap-siagaan aparat juga diperlukan untuk segera memberikan bantuan kepada warga," jelasnya.

Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk selalu waspada terutama bagi mereka yang rumahnya berada di dekat bantaran sungai maupun yang berada di lereng-lereng bukti, atau di sekitar rumah mereka terdapat pohon-pohon yang besar.

Akibat hujan lebat di Ambon sejak Rabu 26 Juni 2018, luapan air di kawasan Ahuru telah mendekati bibir talud yang tingginya lebih dari dua meter. Lokasi ini cukup rawan bila terjadi luapan air sungai karena setiap tahun terjadi bencana banjir dan pernah merusak sebuah jembatan permanen, kemudian merobohkan talud sehingga jalan nyaris terputus.

 

 


6 Penerbangan di Ambon Terganggu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)

PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Pattimura Ambon menyebutkan sebanyak enam penerbangan terganggu cuaca buruk dan mengakibatkan jarak pandang terbatas. Pada Kamis (28/6/2018) sebanyak tiga pesawat tidak bisa mendarat dan tiga pesawat membatalkan atau menunda penerbangan karena cuaca buruk di Ambon.

General Manager PT Angkasa Pura Bandara Pattimura Ambon, Amiruddin Florensius menyebutkan, tiga pesawat yang tidak bisa mendapat di bandara Pattimura yakni Maskapai Garuda Indonesia GA 640 (Makassar-Ambon) kembali ke Makassar akibat cuaca buruk.

Maskapai Garuda Indonesia GA 7633 (Kaimana-Ambon) mengalihkan pendaratan ke bandara Sultan Baabulah Ternate. Selain itu maskapai Wing Air IW 1515 (Saumlaki-Ambon) juga mengalihkan pendaratan ke Sorong.

Sedangkan tiga pesawat yang membatalkan keberangkatan yakni Maskapai Garuda Indonesia GA 7646 (Ambon-Langgur) membatalkan atau menunda penerbangan karena masalah cuaca.

Maskapai Garuda Indonesia GA 7646 (Ambon-Langgur) membatalkan/menunda keberangkatan, serta Maskapai Wings Air IW 1508 (Ambon-Langgur) membatalkan/menunda keberangkatan.

Terganggunya aktivitas penerbangan di Bandara Pattimura diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi, yang memgguyur Ambon sejak Kamis (27/6).

"Hujan dengan intensitas tinggi membuat jarak pandang menjadi terbatas, sehingga pesawat membatalkan keberangkatan, bahkan mengalihkan pendaratan ke bandara lain," ujarnya, dikutip Antara.

Amirudin menyatakan sesuai prosedur yang berlaku jika cuaca buruk penerbangan yang posisinya telah mendekati bandara akan dialihkan ke bandara terdekat atau apabila memungkinkan akan melakukan holding atau menunggu di udara.

"Apabila cuaca masih buruk, maka pesawat dari daerah asal akan menunggu diberangkatkan sampai kondisi membaik," terangnya.

 


Posko Siaga Bencana 24 Jam di Ambon

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon menyiagakan posko layanan pengaduan bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan jajaran itu dalam menghadapi bencana.

"Posko pengaduan disiagakan 24 jam sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang terjadi, mengingat puncak musim hujan diprediksikan akan terjadi di bulan Juli 2018," kata Kepala BPBD Ambon, Demy Paays, di Ambon, Kamis.

Dia mengatakan pihaknya telah menyiapkan petugas untuk menindaklanjuti laporan dari masyarakat melalui posko di kantor BPBD Karang Panjang Ambon. Petugas siaga di kantor langsung merespons jika ada laporan bencana dari masyarakat. Masyarakat yang terancam longsor juga dapat mengambil bantuan tanggap darurat berupa terpal di kantor BPBD.

Ia mengatakan curah hujan di Kota Ambon diprediksikan cukup tinggi pada Juli. Oleh karena itu, warga diminta waspada serta tanggap menghadapi bencana.

Hujan dengan intensitas tinggi berdampak terjadinya tanah longsor dan banjir. Oleh karena itu, warga diminta untuk memperhatikan lingkungan tempat tinggal.

"Warga diminta untuk memperhatikan selokan dan jalur air, serta tidak membuang sampah ke sungai dan lereng gunung. Masyarakat harus siaga jangan lengah menghadapi ancaman bencana alam, mengingat intensitas hujan pada beberapa bulan ke depan tinggi dan dalam tenggat waktu lama," katanya.

Menghadapi bencana alam, kata Demy, masyarakat tidak boleh pasif. Setiap masyarakat diharapkan mempunyai cara untuk menyampaikan informasi jika terjadi bencana.

"Kita berharap warga yang menghadapi bencana segera melaporkan ke posko, sehingga petugas dapat menindaklajuti dengan memberikan bantuan tanggap bencana, melakukan antisipasi dini, serta meminimalisir terjadinya kerugiaan saat bencana alam terjadi," ujarnya.

Ia mengakui dalam menghadapi musim hujan peran relawan tangguh bencana penting dalam membantu pemerintah untuk melakukan pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Pencegahan bencana tahap awal dimulai dari desa, melalui peran relawan tangguh bencana yang saat ini difokuskan di dua kecamatan, yakni Leitimur Selatan dan Nusaniwe.

"Tahun 2018 dilakukukan penambahan desa tangguh bencana yakni Kelurahan Amantelu dan Kelurahan Batu Meja. Kita berharap peran desa tangguh bencana serta posko pengaduan bencana dapat mengantisipasi terjadinya bencana alam," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya