Gunung Agung Erupsi Lagi, Pasokan Listrik di Bali Masih Aman

Sistem kelistrikan baik pasokan maupun jaringan masih dalam kondisi aman setelah Gunung Agung erupsi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Jun 2018, 10:15 WIB
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Bali belum melakukan langkah khusus untuk kelistrikan di Bali, khususnya di wilayah sekitar Gunung Agung, setelah erupsi yang terjadi pada Kamis sore (28/6/2018).

Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Bali I Gusti Ketut Putra mengatakan, sampai saat ini PLN belum melakukan pemadaman listrik akibat erupsi Gunung Agung di Bali, khususnya di wilayah sekitar‎ Gunung Agung.

"Belum melakukan pemadaman," kata Pu‎tra, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (28/6/2018).

Menurut Putra, setelah terjadinya erupsi kemarin sore waktu setempat, kondisi sistem kelistrikan di Pulau Dewata tersebut masih aman, baik dari sisi pasokan dan jaringan.

‎"Kondisi kelistrikan sejauh ini masih aman," ujarnya.

Saat ini daya terpasang listrik Bali mencapai 1.280 Mega Watt (MW), dengan beban puncak mencapai 863 MW atau melayani 1,3 juta pelanggan. Pasokan listrik tersebut bersumber dari berbagai jenis pembangkit.

Pembangkit listrik tersebut di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang 250 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Gilimanuk 130 MW, PLTD Pemaron 80 MW, dan Sistem Kabel Bawah Laut dari Jawa ke Bali 340 MW.


Bandara Ngurah Rai Ditutup hingga Pukul 19.00 Wita

Sejumlah penumpang mencari informasi jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (29/6). PT Angkasa Pura I menutup sementara operasional bandara selama 16 jam dikarenakan dampak abu vulkanik Gunung Agung. (AFP/GEDE ARDIASA)

Layanan penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, ditutup hari ini mulai Pukul 03.00 Wita hingga 19.00 Wita. Keputusan tersebut diambil dalam rapat koordinasi penanganan dampak erupsi Gunung Agung terhadap operasi penerbangan yang dipimpin Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV.

“Kami kemudian menerbitkan NOTAM no A2551/18 untuk menginformasikan hal ini kepada seluruh stakeholder penerbangan, baik domestik maupun internasional. Penutupan ini akan dievaluasi pada pukul 12.00 Wita hari ini dengan mempertimbangkan data sebaran volcanic ash terkini dan hasil observasi di lapangan,” ujar Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia, Didiet K. S. Radityo, dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (29/6/2018).

Dijelaskan Didiet, dalam rapat dengan seluruh stakeholder terkait penerbangan yang dilakukan dini hari tadi, keputusan untuk menutup sementara operasional penerbangan karena alasan keselamatan penerbangan. Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar memaparkan bahwa ketinggian erupsi Gunung Agung mencapai 23.000 feet bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 15 knots.

Data observasi menunjukkan tidak teramati adanya volcanic ash di Bandara I Gusti Ngurah Rai (nil VA), begitu pula dengan hasil paper test menunjukkan hasil nil VA.

Didiet menambahkan, data menunjukkan bahwa sebaran volcanic ash telah menutupi koordinat Bandara I Gusti Ngurah Rai.

“Mulai pukul 23.50 Wita kemarin (28/6), data menyatakan bahwa volcanic ash telah menutupi ruang udara Bandara I Gusti Ngurah Rai. Maka dari itu, jika tidak ada jalur navigasi untuk masuk atau keluar dari dan ke Bandara Ngurah Rai, maka kami menyarankan untuk melakukan penutupan bandara,” katanya.

Berdasarkan paparan dan data yang tersedia, seluruh stakeholder penerbangan yang hadir pada rapat tersebut merekomendasikan untuk menutup sementara operasional penerbangan di Bandara Ngurah Rai.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya