Dubes Moazzam: Tak Ikuti AS Pindahkan Kedutaan ke Yerussalem, Ini Solusi Inggris

Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, ternyata juga menaruh harapan agar Israel dan Palestina dapat duduk bersama dan bernegosiasi soal solusi yang akan diambil.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Jun 2018, 16:31 WIB
Dubes Inggris Moazzam Malik saat berbuka puasa di cafe Batavia Museum Fatahilah, Jakarta, Minggu (18/6). (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, Pangeran William melakukan kunjungan kenegaraan ke Israel dan Palestina. Melalui lawatannya ini, Inggris ingin menunjukkan bahwa pihaknya ingin terciptanya perdamaian di antara kedua belah pihak.

Meski demikian, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik mengatakan bahwa Inggris tidak akan mengikuti langkah Amerika Serikat yang memindahkan kantor perwakilannya ke Yerusalem.

"Kedutaan Besar Inggris akan tetap di Tel Aviv dan tidak akan kami pindahkan ke Yerusalem," ujar Dubes Moazzam Malik saat ditemui usai perayaan hari ulang tahun Ratu Elizabeth II di Fairmont Hotel Jakarta pada Kamis, 28 Juni 2018 malam.

Lewat kesempatan itu, Dubes Moazzam juga mengatakan bahwa Inggris menginginkan Yerusalem dibagi untuk dua negara. Hal ini ditegaskan Moazzam sebagai solusi satu-satunya demi terciptanya sebuah perdamaian.

Dubes Moazzam juga menaruh harapan agar Israel dan Palestina dapat duduk bersama dan bernegosiasi soal solusi yang akan diambil.

"Kami selalu berusaha untuk mendorong Israel dan Palestina untuk bernegosiasi. Sebab, hampir semua konflik bisa diselesaikan lewat jalur negosiasi dan diskusi," jelas Dubes Inggris tersebut.

Apabila jalur negosiasi dan diskusi telah terjalin, warga Palestina bisa hidup dengan damai di negaranya sendiri. Sementara itu masyarakat Israel juga dapat melanjutkan hidup.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pangeran William Bertemu Presiden Palestina

Pangeran William dari Inggris berjabat tangan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Tepi Barat Kota Ramallah, (27/6). Pada kunjungannya, Pangeran William mengharapkan perdamaian abadi di Timur Tengah. (AFP PHOTO / Pool / Alaa Badarneh)

Saat mengunjungi Palestina, Pangeran William bertemu dengan Presiden Mahmoud Abbas di Ramallah. Kunjungannya itu ia lakukan setelah melakukan lawatan ke Israel.

Namun, Pangeran William menuai kritik setelah menyebut wilayah Palestina sebagai "negara".

"Terima kasih karena telah menyambut kehadiran saya. Saya sangat senang bahwa kedua negara kita telah bekerja sama dengan baik dalam bidang pendidikan," ujar Pangeran William kepada Presiden Abbas.

Padahal, sejumlah negara Barat berusaha untuk tidak merujuk wilayah Palestina dengan sebutan negara -- meski mendukung Palestina hidup berdaulat di masa mendatang.

Setelah pernyataan tersebut jadi pembicaraan, kantor luar negeri Inggris tidak memberikan komentar langsung terkait pemilihan kata-kata anggota keluarga kerajaan itu.

"Pemerintah Inggris mendukung pembentukan negara Palestina yang berdaulat, merdeka dan layak untuk hidup dalam damai dan aman, berdampingan dengan Israel."

"Inggris akan mengakui negara Palestina pada saatnya itu dapat membantu mewujudkan perdamaian," bunyi pernyataan kerajaan dikutip AFP.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya