Liputan6.com, Ottawa - Sejumlah ilmuwan dari National Institute of Scientific Research Kanada mengklaim bahwa jubah tak kasatmata ala Harry Potter bisa dibuat. Tapi setelah mereka berhasil menciptakan teknologi pendukung untuk benda 'ajaib' itu.
Para ilmuwan tersebut tengah berupaya menciptakan perangkat serupa jubah yang mampu membuat sebuah objek sepenuhnya tak kasat mata, bahkan dalam kondisi pencahayaan alami. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (29/6/2018).
Kendati demikian sampai saat ini, upaya serupa untuk membuat teknologi tersebut selalu gagal, karena tidak mampu bekerja di semua spektrum pencahayaan.
Untuk membuat jubah ajaib itu, ilmuwan menggunakan teknologi yang diberi nama 'spectral cloaking'.
Teknologi terbaru ini berbeda dengan yang sebelumnya, karena mampu membatalkan jejak pantulan ketika gelombang cahaya melewati objek tersebut. Dibuat dari selembar serat optik khusus yang mampu menggeser energi warna dari cahaya yang menabrak sebuah objek yang ditutupinya.
Lalu mengakibatkan gelombang cahaya yang dipantulkan dari sebuah objek hingga sampai mencapai mata seorang pengamat hampir sama persis dengan gelombang cahaya di sisi lain --menyebabkan sebuah manipulasi optik yang membuat objek yang tertutup 'spectral cloaking' itu seakan-akan 'tak terlihat'.
Baca Juga
Advertisement
'Spectral cloaking' itu juga bekerja dengan mengalihkan secara selektif energi dari spektrum warna tertentu kepada orang yang memandang objeknya.
Dengan mencocokkan warna yang dibutuhkan untuk menutupi pantulan dari objek, teknologi itu membuatnya tampak tak kasatmata.
Misalnya, jika objek berwarna hijau, teknologi itu akan mengubah panjang gelombang cahaya hijau menjadi cahaya biru untuk menutupi keberadaan objek hijau.
Setelah cahaya melewati objek, perangkat kemudian mengembalikan cahaya ke kondisi semula, sehingga membuatnya tidak terdeteksi.
Profesor Jose Azana, yang bekerja pada proyek tersebut, mengatakan: "Pekerjaan kami mewakili sebuah terobosan dalam upaya mencari penyamaran tak kasat mata tembus pandang."
"Kami telah membuat objek target sepenuhnya tidak terlihat oleh observasi di bawah pencahayaan realistis dengan menyebarkan gelombang iluminasi melalui objek tanpa distorsi yang dapat dideteksi."
Para periset Kanada itu mengklaim, teknologi 'spectral cloaking' tersebut, jika dikembangkan lebih komprehensif, mampu menjadi sebuah teroboson bagi teknologi siluman pada alutsista militer dan berbagai aspek lain yang membutuhkan prinsip manipulasi optik agar sebuah objek tampak tak kasatmata.
Simak video pilihan berikut:
China Kembangkan Fitur Siluman pada Jet Tempur Reguler
Fitur siluman dan iluminasi optik tak kasatmata telah menjadi objek persaingan di antara militer-militer negara besar, seperti China dan Amerika Serikat.
Militer China misalnya, dikabarkan tengah bereksperimen mengembangkan teknologi siluman baru agar fitur itu dapat dikombinasikan pada jet tempur reguler mereka, kata salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut.
Jika berhasil, proyek itu disebut akan menjadi lompatan jauh ke depan bagi kapabilitas tempur skuadron jet tempur reguler militer China. Demikian seperti dilansir The South China Morning Post 25 April 2018.
Proyek itu bereksperimen dengan menambahkan lapisan 'metamaterial' pada tubuh jet tempur reguler.
'Metamaterial' merupakan lapisan yang terbuat dari bahan berstruktur mikroskopik -- seperti pada sirkuit peralatan listrik.
Lapisan itu, jika diaktifkan, mampu memantulkan dan mengelabui gelombang radio satelit yang digunakan untuk pencitraan radal militer.
Jika berfungsi mumpuni, jet yang dilapisi material itu dapat sulit atau bahkan sama sekali tak terdeteksi di layar radar militer lawan -- menjadikannya siluman.
Metamaterial dikembangkan oleh tim peneliti di State Key Laboratory of Millimetre Waves, Southeast University, di Nanjing, Provinsi Jiangsu. Institut itu merupakan lembaga riset terkemuka di China yang bergerak dalam bidang penelitian metamaterial untuk aplikasi kemiliteran.
Teknologi itu tengah dites pada jet tempur di sebuah pangkalan pesawat militer utama di Shenyang, Provinsi Liaoning, lanjut ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut.
Peneliti menolak menyebutkan lokasi uji atau pesawat tersebut. Akan tetapi, Shenyang Aircraft Corporation di Shenyang -- anak perusahaan dari Aviation Industry Corporation of China -- diketahui pernah membuat jet tempur non-siluman, termasuk J-11 dan J-15.
Negara-negara lain, terutama Amerika Serikat, juga telah banyak terlibat dalam penelitian dan pengembangan proyek serupa. Namun, selain China, sejauh ini belum ada laporan publik mengenai penerapan lapisan metamaterial semacam itu di luar negeri.
Di China, pemerintah telah mendanai puluhan tim riset selama bertahun-tahun untuk mengembangkan teknologi guna menyembunyikan objek dari pandangan dan membuat mereka 'menghilang'.
Laporan terbaru ini menunjukkan bahwa mereka mulai mengembangkan penggunaan metamaterial secara massal di Negeri Tirai Bambu.
"Ini adalah awalnya. Aplikasi lanjutan sedang dalam proses," kata si ilmuwan tanpa merinci.
Advertisement