Canggih, Robot Seks Bisa Tolak 'Permintaan' Manusia Bila Dikasari

Robot seks akan dimodifikasi lebih canggih. Nantinya, boneka tersebut bisa menolak 'permintaan' manusia apabila mendapat perlakuan kasar. Benarkah?

oleh Afra Augesti diperbarui 29 Jun 2018, 20:40 WIB
Ilustrasi robot seks (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Tak lama lagi, robot seks bisa dengan mudah mengatakan 'tidak' ketika hendak 'dipakai' oleh manusia.

Dr Sergi Santos, penemu sexbot (robot seks) Samantha, mengatakan bahwa ia sedang mengerjakan kecerdasan buatan (AI) untuk diselipkan ke dalam tubuh robot. Nantinya, benda berupa sensor tersebut dapat mendeteksi perlakuan manusia terhadap si robot.

Misalnya, mode 'dummy' akan menyala jika sensor di bawah kulit Samantha mendeteksi bahwa ia sedang disentuh dengan cara agresif atau tidak sopan. Robot seks ini juga akan mengaktifkan mode tidak responsifnyaa jika dia merasa bosan.

Robot yang dilengkapi AI ini akan beredar di pasaran dengan harga 3,600 poundsterling, meskipun tidak diketahui kapan mulai dijual. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (29/6/2018).

Sexbot diciptakan selayaknya manusia: memiliki tangan, pinggul dan wajah yang bisa digerakkan dan dapat membisikkan rasa penasarannya jika dirangsang dengan cara benar, menurut penciptanya.

Selain mode boneka, sexbot juga dilengkapi pengaturan untuk mengaktifkan mode 'keluarga', 'romantis' dan 'seks' berikut tingkat 'kenakalannya'.

Sementara itu, Profesor Kathleen Richardson, pendiri The Campaign Against Sex Robots, menyebut Samantha sebagai 'perpanjangan pornografi dan prostitusi'. Dia menyebut proyek semacam itu merupakan pemborosan dan penghamburan uang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 


Selamatkan Pernikahan dari Perceraian

Seorang insinyur menempelkan wajah boneka seks ke kepala robot di sebuah laboratorium pabrik EXDOLL di Dalian, China, Kamis (1/2). EXDOLL menciptakan bonek seks pintar. (AFP PHOTO/FRED DUFOUR)

Pada bulan April, Santos yang mempelajari nanoteknologi di Leeds, mengatakan bahwa robot seksnya telah menyelamatkan pernikahannya.

Santos menyebut botsex menyelamatkan hubungannya karena keinginannya terpenuhi, bahkan ketika istrinya -- yang telah bersamanya selama 16 tahun -- tidak mood untuk berhubungan badan.

"Seorang pria merasakan bahwa wanita itu putus asa karena hubungan seksnya dengan pria tersebut," aku Santos kepada Barcroft TV pada April lalu.

Ia mengklaim bahwa pasangan dengan libido yang tidak kompatibel lebih cenderung bercerai.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya