Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) berharap, penerapan sistem integrasi tarif tol lingkar luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) sebesar Rp 15 ribu dapat segera diterapkan dalam waktu dekat ini.
Ketua Umum ALI, Zaldy Ilham Masita, berpendapat dengan diimplementasikannya aturan tersebut maka akan mengurai kepadatan arus lalu lintas di Tol JORR, yang dinilainya menghambat laju kendaraan logistik.
"Menurut kami, (penerapan) tarif integrasi tol JORR makin cepat makin baik, agar kemacetan di JORR segera berkurang," ungkap dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (1/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Adapun kebijakan integrasi tarif Tol JORR yang diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini ditujukan salah satunya untuk membantu angkutan logistik dalam mendistribusikan barang. Ruas tersebut memang sengaja dipersiapkan sebagai jalur utama bagi kendaraan berbobot besar seperti truk agar tidak melintas masuk ke dalam jalan tol kota Jakarta.
Itu kemudian berbuah dengan pemangkasan sistem transaksi dari lima gerbang tol menjadi hanya di satu gerbang tol. Selain itu, nantinya kendaraan golongan I seperti angkutan pribadi akan dikenai tarif Rp 15 ribu untuk satu kali perjalanan. Adapun golongan II dan III tarifnya Rp 22.500, serta golongan IV dan V dikenakan ongkos Rp 30 ribu.
Masih koordinasi
Namun begitu, sejumlah keluhan dari pengguna tol jarak dekat memaksa penerapan aturan ini mundur dua kali, yakni pada 13 Juni dan 20 Juni. Hingga saat ini, implementasi sistem tarif tol satu harga tersebut belum dapat berjalan lantaran masih dalam tahap sosialisasi.
Zaldy mengaku, sejauh ini pengusaha logistik belum lagi mendapat kabar soal kepastian kapan integrasi tarif Tol JORR bakal diberlakukan. Namun begitu, ia masih menaruh kepercayaan kepada pihak pemerintah terkait kesiapan penerapannya.
"Kita berharap diterapkan secepatnya, kalau bisa 1 juli lebih baik. Makin cepat makin baik, tergantung kesiapan dari pemerintah," tandasnya.
Advertisement