Jelang Pernikahan, Keluarga Keraton Pesan Kain Lurik

Kain lurik selalu menjadi pakaian khas Keraton Yogyakarta terutama dalam acara-acara resmi. Keluarga keraton mempunyai langganan khusus yang selalu diminta menyediakan kain lurik seperti untuk hajatan pernikahan pekan depan.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Okt 2011, 06:05 WIB
Liputan6.com, Bantul: Kesibukan terlihat di rumah tenun tradisional di Desa Krapyak, Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta, Selasa (11/10). Para perajin sibuk menyelesaikan kain lurik pesanan dari sejumlah pihak.

Dari sejumlah pemesanan itu, ada lembaran lurik yang harus diselesaikan secepatnya. Ini tak lepas dari rencana Keraton Yogyakarta yang akan menggelar hajatan pernikahan akhir pekan ini.
 
Produsen lurik yang memulai usaha sejak tahun 1962 ini memang sudah menjadi langganan keluarga Keraton. Pihak Keraton lebih sering menyebut kain lurik produksi tempat ini. Nama luriknya terkenal dengan sebutan lurik dibyo, merujuk nama perintisnya Ddibyo Sumarto. Untuk hajatan mendatang keluarga Keraton Yogyakarta memesan empat motif, di antaranta motif daun sirih.

Seakan sudah menjadi pakem keberadaan kain lurik memang selalu menjadi bagian penting dari keragaman busana Keraton Yogyakarta. Memakai pakaian dari lurik berupa garis-garis vertikal ini, menjadi kewajiban tidak hanya bagi keluarga atau prajurit keraton. Bagi awak media dan pihak yang akan menjadi bagian dari hajatan Sultan dalam menikahkan putri bungsunya Gusti Kanjeng Ratu Bendoro dengan Kanjeng Pangeran Haryo Yudhonegoro juga harus memakai kain lurik [baca: Keraton Yogyakarta Akan Gelar Pernikahan Putri Sultan].(IAN)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya