Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut bahwa proyek pengerjan pembangunan kereta Mass Rapid Transit (MRT) tahap I yang menghubungkan Lebak Bulus - Bunderan Hotel Indonesia sudah mencapai 94 persen.
"Udah 94 persen. Ya sebenarnya tinggal tes aja yang dilakukan sama pengiriman terakhir. Tapi karena ini dengan syarat keselamatan yang tinggi sekali dibutuhkan waktut yang panjang untuk kita melakukan trial. Jadi sangat detail," kata Menhub Budi saat melakukan peninjauan Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selata, Minggu (1/7/2018).
Advertisement
Menhub Budi mengatakan, dalam pelaksanaan uji coba MRT, unsur keselamatan menjadi penting. Dengan demikian, seluruh pengecekan akan dilalukan kembali guna memastikan kesiapan daripada MRT tersebut.
"Keselamatan itu menjadi keharusan, oleh karenanya kita ga boleh teledor yaa kita harus all out harus mempersiapkan sama baiknya manapun juga dari segi pembangunan, dari segi tata laksana, transportasi dan juga waktu juga yaa," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar megungkapkan, pada tahap I sejauh ini sudah masuk ke fase integrated testing and commissioning. Di mana nantinya pada bulan Agustus akan melakukan pengecekan seluruh sistem persinyalan, telekomunukasi dan listrik di main line jalur utama Lebak Bulus - Bunderan HI.
"Pada September kita akan mulai ujicobakan kereta. Akan kita jalankan kereta pertama," ungkapnya.
Lebih jauh, William mengatakan untuk progres kereta MRT sendiri di Depo Lebak Bulus sudah ada dua rangkaian. Agustus akan tiba kembali 4 rangkaian. "Secara bertahap akan tiba sampai November. Jadi pada bulan November seluruh perangkat sudah siap untuk di uji cobakan," kata William.
"Pada Desember kita masuk periode uji coba kereta. Jadi trial run, kereta dijalankan normal secara parsial sehingga pada Febuari full trail run. Maret operasi komersial kita mulai," pungkasnya.
Mengangkut 5 juta penumpang
Menteri Budi meminta seluruh proyek pembangunan moda angkutan massal seperti kereta MRT dapat diselesaikan pada tahun 2024 mendatang. Dengan demikian, proyek transportasi masal tersebut, diyakini akan mampu menyedot daya tarik masyarakat Jakarta agar beralih menggunakan angkutan massal.
"Saya pikir kita mampu melaksakan 2024 itu angkutan masal Jakarta sudah bisa dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu lebih dari 5 juta manusia per hari bisa ke angkut. Artinya paling tidak 50 persen pergerakan di jakarta itu bisa diakomodasi," ungkapnya.
Budi mengungkapkan, dirinya optimistis angka 5 juta per hari dapat terealisasikan. Mengingat untuk saat ini saja masyarakat yang beralih menggunakan kereta commuter line Jabodetabek per hari bisa mencapai 1,1 juta.
Sedangkan untuk MRT sendiri Menhub Budi mengharapkan paling tidak untuk tahap I dari Lebak Bulus ke Bunderan Hotel Indonesia mampu menarik sebanyak 300 sampai 400 ribu orang.
"Kalau dikombinasikan dengan timur ke barat, ada kolaborasi yang bagus menjadi 1 juta jadi kita sudah mendapatkan 3,5 juta," imbuhnya.
Sedangkan, untuk LRT jabodetabek kata Menhub Budi diperkirakan akan mampu menyedot sekitar 400 ribu masyarakat.
"LRT yang sekarang ini jabodabek kira kira 400 ribu. kalo kita katakanlah ada 4 LRT itu kira-kira 1,6 juta. Berarti sudah 5 juta," ujar Menhub Budi.
"Pada saat itu harapan kita MRT sudah jalan LRT suda jalan moda angkutan leader sudah jalan Insya Allah saat itu Jakarta tidak macet itu harapan kita jadi mohon dukungan sekalian dan ini adalah langkah baik bagi kita kinerja yang bagus," tambah Menhub Budi.
Advertisement