Liputan6.com, Islamabad - Tiga penjaga keamanan di sebuah sekolah yang dikelola pemerintah di Afghanistan menjadi korban kekejaman militan yang diduga ISIS. Para pejabat di sana juga menyatakan mereka turut membakar sebagian bangunan pendidikan di Provinsi Nangarhar itu.
Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (2/7/2018), para pejabat di Afghanistan menyatakan militan yang diduga anggota ISIS telah memancung tiga penjaga keamanan tersebut.
Advertisement
"Sekelompok lelaki bersenjata melancarkan serangan semalam di SMA khusus murid lelaki Malikyar di distrik Khogyani," kata seorang juru bicara Departemen Pendidikan Provinsi Nangarhar.
Mohammad Asif Shinwari memberitahu VOA bahwa para penyerang kemudian membakar bangunan, dan perpustakaan sekolah serta beberapa bagian bangunan lainnya habis terbakar.
Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut meskipun pemerintah Provinsi Nangarhar menuding ISIS berada di balik insiden itu.
Meski Khorasan, cabang ISIS di Afghanistan, kerap merencanakan serangan bom bunuh diri dan memancung orang-orang yang mereka tuduh bekerja bagi pemerintah.
Sebelumnya, ISIS mengaku bertanggungjawab atas dua serangan bom bunuh diri di Nangarhar sewaktu berlangsung perayaan Idul Fitri. Serangan bom itu menewaskan hampir 50 orang dan mencederai lebih dari 130 lainnya.
Saksikan juga video berikut ini:
Masih Banyak Militan ISIS
Pihak berwenang Afghanistan memperkirakan sekitar 2.000 militan ISIS masih aktif di empat provinsi, termasuk Nangarhar, Kunar dan Nuristan di bagian timur negara itu, dan Jowzjan di bagian utara, dekat perbatasan dengan negara-negara di Asia Tengah.
Akan tetapi Rusia menyatakan dalam suatu pertemuan di Dewan Keamanan PBB pekan lalu bahwa ISIS yang berbasis di Afghanistan memiliki hingga 10 ribu anggota dan kelompok tersebut beroperasi di sedikitnya sembilan dari 34 provinsi di negara itu.
Utusan Moskow untuk PBB, Vasily Nebenzya, mengatakan ISIS terus menerus memperkokoh posisinya di bagian utara Afghanistan, menjadikannya sebagai batu loncatan ekspansinya ke Asia Tengah.
Sementara itu, sebuah organisasi pengamat Afghanistan hari Minggu melaporkan bahwa berbagai insiden terkait konflik di negara itu telah menewaskan 158 warga sipil pada bulan Juni dan mencederai 355 lainnya.
Kelompok Advokasi Perlindungan Sipil menyatakan jumlah korban menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan bulan Mei, yang mencatat 1.043 korban, 183 di antaranya tewas.
Advertisement