Liputan6.com, Jakarta Eko Budi Soepriyanto, Anggota 4 / Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya BP Batam, menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang Beom, dalam kunjungannya ke Batam di Gedung Bida BP Batam pada Kamis (28/6/2018). Mengawali diskusi, Eko mengucapkan selamat kepada Korea Selatan atas kemenangannya melawan Jerman dengan skor 2-0 dalam perhelatan Piala Dunia 2018.
Selanjutnya, ia menerangkan bahwa saat ini BP Batam terus mengakselerasi pengembangan Batam menuju kawasan tujuan investasi. Pengembangan Batam menjadi basis logistik dan pariwisata dinilai memiliki peluang bagus dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.
Advertisement
Menurut Eko, dengan status FTZ dan letak geografis strategis, sangat mendukung pengembangan Batam kepada industri logistik hub dan memberikan banyak kemudahan bagi investor untuk berinvestasi di Batam.
"Batam bisa menjadi hub yang sangat besar mengingat kondisi global letak Batam berdekatan dengan Singapura, dan (dengan) dukungan pemerintah pusat, BP Batam mengambil langkah inisiatif untuk terus berupaya mengembangkan infrastruktur dan fasilitas," ujarnya.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan BP Batam terus melakukan akselerasi infrastruktur-infratruktur utama seperti Pelabuhan Batu Ampar dan Bandara Hang Nadim.
"Proyek prioritas tersebut akan kami tawarkan kepada calon ivestor melalui proses lelang," ucapnya.
Adapun negara yang telah membuka diri untuk bersiap menggarap proyek tersebut adalah Jerman, Jepang, Belanda, dan Inggris. Oleh karena itu, Eko berharap melalui duta besarnya, Korea Selatan juga mempersiapkan para investornya untuk ikut terlibat dalam lelang terbuka pada proyek prioritas BP Batam tersebut.
“Kedatangan Pak Dubes Korsel di BP Batam ini merupakan keseriusan negaranya untuk ikut serta membangun Kota Batam. Dengan keinginan dia (Dubes) dari apa yang telah disampaikan, keinginan tahunya akan Batam sangat tinggi sekali, sehingga dia dapat berpikir di Batam ini perlu banyak investor yang akan dikirimkan ke Batam. Mudah-mudahan ke depannya akan bisa memberikan perubahan yang signifikan di kota Batam, terutama dengan kedatangan investor-investor yang kita harapkan akan meningkat di tahun-tahun berikutnya,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan, menyampaikan progres pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Waste Water Treatment Plant (WWTP) yang bekerja sama dengan kontraktor Hansol asal Korea Selatan, dan pendanaan pinjaman lunak dari pemerintah Korea Selatan saat ini telah mencapai 15 persen dengan pemasangan pipa sudah sejauh 25 km dari 114 km.
"Realisai pembangunan IPAL dari Agustus tahun lalu hingga Mei 2018 sudah 15 % sesuai terget dengan pekerjaan meliputi perekrutan subcon, pembuatan shop drawing, koordinasi dengan berbagai stakeholder, sosialisasi, hingga pengiriman dan pemasangan pipa," ujarnya.
Menurutnya, dukungan pemerintah Korea Selatan serta penggunaan teknologi dan konstruksi jaringan pipa yang dikerjakan langsung tenaga ahli dari Korea Selatan sangat baik dan diperlukan untuk mengatasi kebutuhan air baku bagi masyarakat Batam.
Selain itu, Eko memberikan apresiasi kepada Korea Selatan yang telah menjadi penjung pariwisata ke-tiga terbanyak di Batam.
"Terimakasih saya sampaikan kepada Pemerintah Korsel, karena wisatawan Korsel menjadi pengunjung pariwisata terbanyak ke-3 di Batam setelah Singapura dan Malaysia," ucapnya.
Kim Chang Beom pun menyampaikan apresiasi atas sambutan yang diberikan BP Batam kepada pihaknya. Ia menilai, hubungan baik kedua negara mampu menunjang kerja sama yang baik dalam berbagai aspek, seperti budaya dan investasi.
"Saya kira dengan segala potensi Batam yang dimiliki meliputi hub logistik dan pariwisata, sangat bernilai tinggi bagi perusahaan yang beroperasi di kawasan ini. Apalagi, didukung dengan status kawasan sebagai perdagangan dan pelabuhan bebas (FTZ), tentu pemerintah Korea akan konsen terhadap perluasan investasi bagi perusahaan asal Korea yang beroperasi di Batam," kata Kim.
Dirinya berharap bahwa Batam harus mengacu pada business friendly orientation, sehingga Batam dapat menawarkan solusi rencana pengembangan Batam, seperti logistik di Tanah Air lebih efisien dan keberlangsungan bisnis dalam menghadapi kompetisi ekonomi global.
"Dengan segala infrastruktur dan fasilitas yang sudah tersedia, diharapkan BP Batam untuk lebih atraktif dalam memberikan kemudahan, sehingga mudah dijangkau dan tentu lebih ramah dan business friendly orientation agar mampu menarik investor-investor dari berbagai negara," ujar Kim.
(*)