Liputan6.com, Jakarta - Meharbaan Ali, ditemukan polisi dalam keadaan tak bernyawa sejauh 250 meter dari rumahnya. Jasad pria malang itu terletak di sebuah selokan limbah di Shahjahanpur, Uttar Pradesh tidak jauh dari rumahnya pada Minggu lalu.
Namun, kejanggalan dalam kasus kematian Ali rupanya dapat ditangani polisi dengan cepat. Hanya butuh beberapa investigasi, polisi tak butuh waktu lama untuk membekuk dalang dari pembunuhan Ali.
Advertisement
"Sejak mayat Ali ditemukan, kami mencurigai keterlibatan anggota keluarga, karena mayat itu ditemukan hanya 250 meter dari rumah mereka," Daya Chand Sharma, Inspektur di kantor polisi Bazaar Sada. dilansir dari Oddity Central.
Tak butuh waktu lama untuk menangkap pelaku
Mulanya polisi memeriksa rekaman keamanan yang dipasang di daerah sekitar rumah Ali. Pria itu terlihat dalam rekaman pulang ke rumah pada pukul 10.45 pagi.
Tak lama setelah itu, dua orang pria yang diduga sebagai pembunuh bayaran memasuki rumah Ali. Di malam yang sama, ada sekelompok wanita terekam memuat tubuh Ali ke sepeda motor yang ditunggangi oleh pembunuh bayaran tersebut.
Ada dugaan kuat setelah itu, jasad Ali dibuang tidak jauh dari rumahnya oleh para pembunuh. Bukti kuat lainnya juga ditemukan dari detail panggilan semua anggota keluarga.
Zahida, istri Ali diketahui rutin memanggil nomor setelah dilihat dari riwayat panggilan di ponselnya. Dengan berbekal bukti rekaman bersamaan dengan semua nomor, hal itu mampu membuat Zahida berserta empat putrinya merasa bersalah dan mengakui kejahatan mereka.
Advertisement
Menyewa pembunuh bayaran
Wanita 52 tahun itu berserta empat putrinya Saba (26), Zeenat (22), Iram (19), dan Alia (18) mengakui rencana pembunuhan terhadap kepala keluarga mereka. Kelima wanita tersebut dilaporkan menyewa pembunuh bayaran, yakni Tahseen dan Ehsaan untuk menghabisi nyawa Ali.
Kedua pria yang bersangkutan ditawarkan dengan uang sebesar $ 1450 atau setara dengan Rp 20,7 juta. Zahida mulanya membayar kedua pembunuh bayaran itu setengah di awal dan separuh lainnya setelah tugas itu selesai direncanakan.
Meski pembunuhan tersebut terdengar tradis, namun alasan dibalik rencana itu tersimpan dendam yang terdengar tak masuk akal.
Karena celana jeans
Baik istri dan putri Ali mengaku membunuh suami sekaligus ayah mereka karena pria itu membatasi cara mereka berpakaian dengan ketat. Salah satunya yakni pelarangan untuk mengenakan celana jeans.
Setelah Ali tewas, mereka mendapatkan kebebasan lebih besar untuk mengenakan apapun. Zahida juga mendapatkan uang pensiunan Ali yang bekerja sebagai petugas kepolisian.
Malahan salah satu putrinya berharap bahwa kematian ayahnya dapat membantunya untuk mengambil alih pekerjaan sang ayah di kantor.
Sayangnya, bayangan menyenangkan itu tak lagi akan mereka dapatkan setelah rencana mereka terbongkar. Meski kelimanya telah mengakui perbuatan mereka, namun dua pembunuh bayaran yang telah membantu lima wanita itu dilaporkan berhasil kabur dan menjadi buronan polisi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Advertisement