Harga Emas Bakal Lanjutkan Tekanan pada Pekan Ini

Harga emas berpotensi melemah pada pekan ini yang dibayangi dolar Amerika Serikat dan perang dagang.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Jul 2018, 09:45 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas berpotensi melemah pada pekan ini. Pergerakan harga emas akan dibayangi pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) dan ketegangan perang dagang Amerika Serikat dan China.

Survei yang dilakukan terhadap 15 analis dan pelaku pasar menunjukkan sekitar delapan orang atau 53 persen prediksi harga emas merosot. Sedangkan tiga pihak atau 20 persen prediksi harga emas menguat. Sementara itu, empat pihak atau 27 persen melihat harga emas akan mendatar.

Sedangkan survei dilakukan terhadap main street kepada sebanyak 878 orang menunjukkan sekitar 406 responden atau 46 persen prediksi harga emas melemah. Sedangkan 325 responden atau 37 persen prediksi harga emas menguat. Sementara itu, 147 pihak atau 17 persen perkirakan harga emas mendatar.

"Saya pikir harga emas akan tertekan," ujar Direktur Kitco, Peter Hug, seperti dikutip dari laman Kitco, Senin (2/7/2018).

Sementara itu, Direktur Walsh Trading Sean Lusk melihat, harga emas akan berada di kisaran USD 1.238-USD 1.240 per ounce.  Pelaku pasar akan merealisasikan keuntungan dari harga emas yang menguat pada Jumat pekan lalu.

Selain itu, dolar Amerika Serikat (AS) menguat, menurut Sean Lusk dapat membuat emas tidak lagi menarik. "Harga emas akan lebih merosot," ujar dia.

Demikian juga dikatakan Direktur ForexLice Adam Button. Harga emas turun secara teknikal. Ia menilai, belum ada sentimen atau katalis positif dapat mendorong harga emas menguat.

 


Selanjutnya

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Selain dolar AS menguat yang menekan harga emas, analis juga perkirakan harga minyak juga pengaruhi harga emas. Editor Eureka Miner Report, Richard Baker melihat harga emas akan bergerak di kisaran USD 1.245.

Sedangkan sentimen yang pengaruhinya yaitu potensi perang dagang Amerika Serikat dan China kembali muncul. “Yuan melemah, demikian juga harga emas. Menariknya, emas berhubungan yuan semakin kuat ketimbang indeks dolar AS,” ujar dia.

Analis MKS SA, Afshin Navabi memprediksi harga emas lebih baik saat memasuki kuartal baru. Hal ini mengingat euro menguat dan dolar AS sedikit tertekan.

"Selain itu ada kabar Presiden AS Donald Trump menyatakan AS akan keluar dari WTO. Jika benar, sentimen itu akan buruk untuk dolar AS dan menolong logam,” kata Nabavi.

Chief Executive Officer (CEO) Adrian Day Asset Management, Adrian Day memprediksi, harga emas tidak berubah pada pekan ini. Dalam jangka pendek, harga emas akan bereaksi banyak terhadap pergerakan dolar AS.

"Dolar AS menguat dalam beberapa bulan ini, dan akan sulit untuk berubah. Namun fundamental kuat, dan inflasi melambat sementara the Federal Reserve dan bank sentral lainnya tidak ada posisi untuk menaikkan suku bunga secara agresif,” kata dia.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya