Liputan6.com, Jakarta - Sebuah roket nirawak milik perusahaan swasta Jepang meledak saat diluncurkan dalam uji coba, Sabtu, 30 Juni 2018. Roket dengan nama Momo-2 itu adalah milik perusahaan swasta bernama Interstellar Technologies.
Roket tersebut meledak saat meluncur di ketinggian 33 kaki. Demikian sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Gizmodo, Senin (2/7/2018).
Usai terjadi ledakan besar, roket tersebut langsung terempas kembali ke tanah.
Baca Juga
Advertisement
Media Prancis Agence France-Presse menyebut, tidak ada yang terluka dalam insiden ini karena semua staf peluncuran berada di jarak aman, yakni sekitar 600 meter dari lokasi peluncuran. Kendati demikian, ledakan ini merupakan kemunduran besar bagi Interstellar.
Menurut laporan, peluncuran roket Momo-2 besutan Takafumi Horie ini dilakukan di area pengujian Taiki sebelah selatan Hokkaido. Dalam rekaman televisi, setelah meluncur 10 meter, roket kembali ke tanah dan meledak.
Rencananya, roket ini akan membawa peralatan uji coba di ketinggian lebih dari 100 kilometer dari tanah. Tidak ada satelit di dalam roket tersebut.
Berdasarkan foto yang diunggah Interstellar ke akun Facebook-nya, tampak roket tersebut hangus dan hancur. Kendati begitu Interstellar menyebut, tidak ada kerusakan signifikan pada fasilitas peluncuran.
Bukan Kegagalan Pertama
Sebelumnya, Interstellar pernah meluncurkan roket pertama mereka, Momo, pada Juli 2017. Namun peluncurannya juga gagal. Saat itu, para engineer menyebut telah kehilangan kontak dengan roket di ketinggian sekitar 20km dari tanah.
"Kami sedang memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk melangkah ke tahap selanjutnya," kata Presiden Interstellar, Takahiro Inagawa.
Advertisement
Indikasi Kerusakan Mesin
Dia menyebut, ada indikasi roket mengalami masalah mesin, sehingga terjadi kegagalan dalam upaya peluncuran.
"Kami tidak dapat mencapai apa yang diharapkan. Saya menyesal untuk ini. Tetapi saya ingin terus mencobanya," tuturnya.
Sementara itu, dalam laporannya, Engadget menyebut, kegagalan peluncuran roket Momo pertama, milik Interstellar mengakibatkan kerugian sebesar USD 440 ribu.
Lebih rendah dengan nilai proyeik serupa milik Jepang Aerospace Exploration Agency (JAXA) yang bernilai sekitar USD 1,8-2,7 juta.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: