Spanyol Vs Rusia: Presiden REFF Siap Jadi Sasaran Kemarahan

Laga Spanyol vs Rusia harus diakhiri dengan adu tendangan penalti.

Oleh Tim Boladotnet diperbarui 02 Jul 2018, 12:30 WIB
Pemain timnas Spanyol Gerard Pique dan Sergio Busquets berjongkok di lapangan setelah dikalahkan Rusia pada babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Minggu (1/7). Spanyol pulang lebih awal setelah kalah adu penalti 4-3. (AP/Manu Fernandez)

 

Jakarta - Spanyol tersingkir memalukan dari Piala Dunia 2018. Datang dengan gelar tim unggulan ternyata tak membuat mereka tampil garang.

Kali ini sang tuan rumah sendiri yang mengirim Spanyol pulang, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal, Rusia menghukum Spanyol 4-3 di babak adu penalti. Mimpi Spanyol pun kandas lebih awal, menyusul Jerman, Argentina, Portugal.

Kegagalan ini tentunya menimbulkan rasa kecewa di hati banyak penduduk Spanyol. Dan mungkin yang menjadi salah satu sasaran kemarahan dan pelampiasan kekecewaan mereka adalah Luis Rubiales, presiden federasi sepak bola Spanyol (RFEF).

Rubiales mengambil langkah ekstrem dengan memecat Julen Lopetegui - pelatih yang menangani Spanyol dalam dua tahun terakhir - hanya dua hari sebelum Piala Dunia bergulir.

Namun, Rubiales bersikeras tak pernah menyesal. "Saya tak pernah menyesali keputusan saya," tegas Rubiales dikutip dari marca.

"Di momen sulit seperti ini Anda harus terus tenang, dalam olahraga tim terbaik tak selalu menang. Anda harus terus bekerja seperti biasanya."


Keputusan Sulit

Menyoal proses mengambil keputusan memecat Lopetegui, Rubiales mengaku dirinya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Sebagai presiden RFEF dia harus bersikap sebijak mungkin.

"Saya harus melihat semuanya dan menimbang situasi."

"Itu adalah keputusan sulit dan kompleks yang saya buat dalam waktu singkat. Sekarang yang terpenting kami harus terus melaju," imbuhnya.


Tak Layak Kalah

Lebih lanjut, kekalahan Spanyol atas Rusia menurutnya lebih menyakitkan dari kekalahan lainnya. Sebab seharusnya Spanyol tak pantas disingkirkan tim yang relatif lebih kecil.

"Kami tampil superior dan benar kami pergi dengan merasakan sakit."

"Kami merasa kami disingkirkan oleh tim yang bukan level kami. Mereka sukses hanya karena penalti," tandasnya.

 

Sumber: Bola.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya