Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Senin (2/7/2018). Akan tetapi, IHSG menguat terbatas di tengah pengumuman rilis inflasi.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (2/7/2018), IHSG menguat tipis 7,16 poin atau 0,12 persen ke posisi 5.086,40. Indeks saham LQ45 naik 0,52 persen ke posisi 913,68. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Sebanyak 183 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sementara itu, 189 saham melemah dan 90 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 205.009 kali dengan volume perdagangan saham 67,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 104,62 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.374.
Baca Juga
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham aneka industri melemah 2,11 persen dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar susut 1,36 persen dan sektor saham tambang melemah 0,33 persen. Sedangkan sektor saham barang konsumsi naik 1,74 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham APII naik 33,77 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham BBKP melonjak 24,86 persen ke posisi Rp 432 per saham, dan saham SAFE naik 24,38 persen ke posisi Rp 398 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham SWAT turun 23,08 persen ke posisi Rp 340 per saham, saham TNCA tergelincir 21,37 persen ke posisi Rp 206 per saham, dan saham GLOB susut 17,36 persen ke posisi Rp 238 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi turun 1,83 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,99 persen, indeks saham Shanghai susut 1,49 persen, indeks saham Singapura melemah 0,77 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,42 persen. Sedangkan indeks saham Thailand menguat 0,05 persen.
IHSG naik terbatas di tengah rilis data inflasi Juni. BPS melaporkan inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Angka ini lebih tinggi tinggi dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen. Namun ini lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 0,69 persen.
BPS: Inflasi Juni 0,59 Persen
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Angka ini lebih tinggi tinggi dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen. Namun ini lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 0,69 persen.
Sementara, untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,90 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,12 persen. "Perkembangan harga komoditas pada Juni menunjukkan adanya peningkatan," jelas Kepala BPS, Suhariyanto, Senin 2 Juli 2018.
Dari 82 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK), seluruh kota telah mengalami inflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 2,71 persen dan terendah terjadi di Medan dan Pekanbaru sebesar 0,01 persen," tambah dia.
Dia melanjutkan, inflasi pada Ramadan 2018 ini lebih rendah dibandingkan 2017 dan 2016 yang masing-masing sama yakni sebesar 0,69 persen.
"Inflasi pada Juni ini terendah. Lebih rendah pada Lebaran, Juni 2017 juga dari posisi bulan Lebaran 2016. Ini merupakan angka yang menggembirakan karena itu kita perlu apresiasi kinerja pemerintah dan BI yang mengantisipasi dan berbagai rencana," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement