Liputan6.com, Nouakchott - Sebanyak 30 pemimpin Afrika bertemu dalam pertemuan puncak selama dua hari di Mauritania, pada Minggu 1 Juli 2018. Momen itu difokuskan pada perang melawan korupsi dan menanggapi krisis kemanusiaan dan keamanan di benua itu.
Pada pembukaan KTT para pemimpin Afrika itu, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (2/7/2018), tuan rumah Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz memperingatkan kegagalan kemanan di kawasan setelah empat warga sipil tewas dalam serangan yang menyasarkan patroli Prancis di Mali.
Baca Juga
Advertisement
Aziz menyerukan dilakukan pendekatan menyeluruh untuk menghadapi serangan ekstremis.
"Sukses pendekatan ini melibatkan integrasi solusi terhadap ketidakseimbangan dan kekurangan ekonomi dan sosial, hal-hal yang mendorong generasi muda kita menjadi radikal," katanya.
Mali didera oleh kekerasan dalam hari-hari terakhir. Serangan hari Minggu berlangsung hanya beberapa hari setelah militan Islamis menyerang markas pasukan lima negara Afrika di Bamako.
Saksikan juga video berikut ini:
Korupsi Cegah Pembangunan Ekonomi
Presiden Mauritania juga memperingatkan, kalau Afrika gagal mencegah korupsi, maka tidak akan terjadi pembangunan ekonomi.
Pemimpin-pemimpin ini juga diduga akan membahas proses perdamaian di Sudan Selatan dan rencana rekonsiliasi antara Ethiopia dan Eritrea.
Presiden Rwanda Paul Kagame, yang kini menjabat kepresidenan di Uni Afrika yang beranggotakan 55 negara, akan membuat seruan bagi pemberlakuan perdagangan bebas di seluruh benua itu.
Advertisement