Piala Dunia 2018, Rumah Bordil Robot Seks Dibuka 24 Jam di Rusia

Robot seks yang diperkerjakan pun bervariasi, beberapa jenis robot berasal dari ras dan etnis yang berbeda-beda.

oleh Jeko I. R. diperbarui 03 Jul 2018, 07:30 WIB
Makin Banyak Orang Kesepian, Robot Seks Bakal Gantikan Manusia | via: huffpost.com

Liputan6.com, Moskow - Gegap gempita Piala Dunia 2018 ternyata juga berimbas ke industri robot seks di Rusia.

Diketahui, salah satu rumah bordil di negara tuan rumah Piala Dunia 2018, Rusia, memperkerjakan robot seks kepada para pelanggannya.

Dilansir Daily Star, Selasa (2/7/2018), rumah bordil bernama Lumidolls tersebut bahkan dibuka 24 jam kepada pengunjung yang ternyata kebanyakan turis pendukung tim favorit negara mereka.

Robot seks yang diperkerjakan pun bervariasi, beberapa jenis robot berasal dari ras dan etnis yang berbeda-beda.

Pengunjung harus membayar sekitar Rp 1,1 juta per jamnya untuk bisa memakai semua fasilitas di dalam rumah bordil yang ada di Moskow ini.

Pendiri Lumidolls, Sergi Prieto, menagatakan rumah bordil tersebut legal dan terbuka bagi siapa pun yang ingin mencobanya. Tentu, ia mematok batas usia pengunjung yang datang, di mana harus berusia di atas 21 tahun. 

Sergi mengungkap Lumidolls pertama kali dibuka di Barcelona pada 2016. Salah satu alasan perusahaan memilih Moskow adalah tak lain karena bertepatan dengan momen Piala Dunia 2018.

“Rumah bordil ini sangat ramai dikunjungi pelanggan yang bukan berasal dari Rusia, kebanyakan memang ingin menonton Piala Dunia 2018,” kata Prieto.


Mengenakan Kaos Bola

Prancis menjadi salah satu tuan rumah yang berhasil menang lewat adu penalti setelah mengalahkan Italia pada perempat final Piala Dunia 1998 dengan skor 4-3. (AP/Thanassis Stavrakis)

Untuk membawa nuansa Piala Dunia 2018 yang sangat kental, robot seks yang ada di rumah bordil tersebut bahkan dikenakan baju bola dari masing-masing tim negara yang bertanding.

“Mereka hadir dengan kostum tim terkenal, seperti Inggris, Prancis, Spanyol, dan masih banyak lagi,” ujar Prieto.

Robot seks yang ada di rumah bordil tersebut juga diklaim aman dan steril. Setiap kali dipakai, robot akan dibersihkan dengan cairan anti-bakteri. Pelanggan pun disarankan untuk memakai kondom saat ‘berinteraksi’ dengan robot. 

Prieto pun mengklaim kalau pemerintah Rusia tidak ada masalah dengan pembukaan rumah bordil tersebut. Ia pun tak mau ambil pusing soal reaksi Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Saya pikir pasti dia setuju, lagi pula bisnis ini 100 persen legal dan mereka (robot seks) cuma mainan,” tandasnya.


Robot Seks Bisa Picu Pelecehan Seksual

Ilustraasi foto Liputan 6

Dominasi robot tak dimungkiri akan terus meningkat. Salah satu fakta yang cukup meresahkan adalah berkembangnya produsen robot yang berfokus pada robot seks.

Fisik robot seks kelak akan menyerupai manusia, apalagi didukung dengan teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) yang membuat tingkah lakunya juga sama dengan kita.

Menyadari robot seks akan semakin banyak, para ilmuwan dari Foundation for Responsible Robotics memberikan peringatan dini akan risiko dari robot seks.

Menurut mereka, robot seks bisa jadi salah satu ancaman terbesar bagi umat manusia. Mereka khawatir robot seks bisa disalahgunakan dan bahkan meningkatkan risiko kasus pelecehan seksual di masyarakat.

“Mesin yang dibuat dengan kecerdasan buatan adalah konsep yang luar biasa, tetapi jika diciptakan untuk kebutuhan lahir, seperti seks, tentu berisiko. Kita kan tidak tahu, bisa saja robot-robot ini dibeli pihak tak bertanggung jawab dan disimulasikan untuk hal-hal berbau pelecehan seksual,” ujar ilmuwan Profesor Noel Sharkey dari University of Sheffield, sebagaimana dikutip dari Mirror.

Berbanding dengan apa yang dikhawatirkan Profesor Sharkey, Hellen Driscoll, seorang psikolog ilmu seks yang juga meminati dunia teknologi, memandang fenomena robot seks sebagai hal lumrah. Ia mengungkap, sudah saatnya dunia terbuka terhadap "hal-hal seperti ini".

Hal yang dimaksud, ucap psikolog yang juga mengajar di University of Sunderland tersebut, merupakan fenomena di mana perangkat robotik kelak akan membaur dengan umat manusia.

Menurut dia, robot seks dinilai interaktif karena mendapatkan sokongan teknologi motion sensing.



"Untuk saat ini, manusia masih menganut norma yang mana mereka sulit untuk menerima keberadaan robot sebagai teman atau bahkan pasangan. Saya memandang hal itu sebagai proses," tutur Driscoll.



Seiring waktu berjalan, ujarnya, manusia akan menerima fakta bahwa mereka harus bergaul dengan robot. 



"Saya tidak berbicara soal robot seks saja, robot yang dipekerjakan di bidang lain pun juga sama," ujarnya.

"Akan ada waktunya di mana teknologi ini (Artificial Intelligence) berkembang lebih cepat dari sekarang. Di saat teknologi AI sudah melebur dengan kehidupan, di situlah manusia bisa bergaul dengan robot."


Prediksi Driscoll memang tidak mengejutkan. Sebelumnya, ia sempat mengutarakan teorinya: manusia bisa jatuh cinta dengan robot. Teori tersebut disebut 'Robophilia'.



Robophilia merupakan teknologi virtual reality yang bisa menjadi lebih realistis dan mendalam serta mampu meniru dan bahkan meningkatkan pengalaman seks dengan manusia. Dapat dibayangkan, banyak dari mereka yang akan memilih untuk bercinta dengan robot ketimbang manusia.


(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya