Tolak Kenaikan Batas Awal Usia Pensiun, Warga Rusia Turun ke Jalan

Warga Rusia melakukan unjuk rasa besar-besar, menolak kebijakan pemerintah menaikan batas awal usia pensiun.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2018, 17:01 WIB
Suporter Rusia mengibarkan bendera menyambut gelaran Piala Dunia di Jalan Nikolskava, Moskow, Rabu (13/6/2018). Piala Dunia 2018 akan berlangsung pada 14 Juni hingga 15 Juli mendatang. (AP/Rebecca Blackwell)

Liputan6.com, Moskow - Serangkaian aksi unjuk rasa terjadi di banyak wilayah di Rusia pada akhir pekan lalu, menentang kebijakan pemerintah untuk menaikkan batas usia minimal seseorang untuk menerima masa pensiun. 

Demonstrasi dimulai di wilayah industri di timur Serbia, seperti di Kota Vladivostok dan sekitarnya, pada Minggu pagi, 1 Juli 2018, yang didominasi oleh para buruh pabrik dan pekerja pelayaran.

Dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (2/7/2018), wilayah barat Rusia menyusul melakukan unjuk rasa pada Minggu siang. Moskow dan St Petersburg menjadi dua kota utama yang dibanjiri oleh demonstrasi besar-besaran oleh berbagai kalangan, termasuk di dalamnya pegawai negeri sipil.

Bulan lalu, kabinet pemerintahan terbaru yang dibentuk oleh Presiden Vladimir Putin, mengirim usulan ke parlemen Rusia tentang kenaikan bertahap usia awal pensiun, dari 60 menjadi 65 bagi pria, dan dari 55 menjadi 63 bagi wanita. Meski begitu, tingkat rata-rata dana pensiun yang diterima masyarakat lansia di Rusia adalah US$ 230 (setara Rp 3,3 juta) per orang untuk setiap bulannya.

Isu tentang kenaikan batas awal usia pensiun meluas menjadi ajang jaring pengaruh politik, di mana banyak media Rusiamelaporkan bahwa beberapa aksi unjuk rasa pada akhir pekan lalu, didukung oleh Partai Komunis, Partai Yabloko yang beraliran liberal, dan sebuah aliansi kiri tengah pimpinan salah seorang pemuka oposisi, Alexei Navalny.

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Senjata Rusia Unggul

Presiden Rusia, Vladimir Putin seusai mengemudikan truk melintasi jembatan baru yang menghubungkan wilayah Rusia dan Semenanjung Crimea di Kerch, Selasa (15/5). Jembatan Crimea membentang di atas Laut Hitam dan Laut Azov (Alexander Nemenov/Pool via AP)

Sementara itu, di kesempatan terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin membanggakan senjata nuklir yang sedang dibuat negaranya, dan mengatakan senjata-senjata itu jauh lebih unggul daripada desain senjata negara-negara lain.

Berbicara di depan lulusan akademi militer Rusia, Putin mengatakan senjata-senjata nuklir baru itu merupakan lompatan besar kemampuan militer Negeri Beruang Merah. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia pada akhir Juni lalu. 

"Sejumlah sistem persenjataan kita jauh lebih maju daripada senjata negara asing yang setara," ujar Putin kepada perwira militer muda yang berkumpul di aula Kremlin. "Senjata modern meningkatkan berlipat ganda potensi militer Rusia."

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya