Liputan6.com, Jakarta Penyakit anemia masih menjadi masalah besar bagi kesehatan di dunia. Lebih dari 30 persen populasi dunia mengidap anemia, termasuk masyarakat Indonesia.
Anemia merupakan suatu kondisi di mana jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal, hal ini menyebabkan berkurangnya oksigen yang diangkut dalam darah. Salah satu jenis anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi besi.
Advertisement
Anemia defisiensi besi terjadi akibat tubuh kekurangan nutrisi zat besi. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh akan mulai menggunakan cadangan zat besi yang lama-kelamaan akan habis digunakan. Setelah cadangan zat besi habis, jumlah sel darah merah yang dibuat tubuh akan semakin sedikit.
Gejalanya umum yang dirasakan adalah 5L, yaitu Lemah, Lunglai, Lesu, Letih dan Lemas. Anemia jenis ini dapat menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan seseorang mudah terkena infeksi. Seseorang seperti apakah yang rentan mengalami anemia jenis ini, berikut 5 situasi yang membuat seseorang rentan mengalami anemia defisiensi besi.
1. Hamil
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 50,5%. Kondisi ini disebabkan oleh tidak tercukupinya zat besi, di mana kehamilan menuntut sang ibu untuk mengonsumsi lebih banyak zat besi.
2. Bayi
Seperti diketahui, bayi memerlukan banyak zat besi untuk membantu tumbuh dan kembangnya dengan optimal. Masih menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia pada bayi dan balita sebesar 40,5%. Kekurangan zat besi tak hanya rentan terkena anemia, tapi juga pada bayi berdampak pada kecerdasan yang berkurang, otot yang lemah, mudah terkena infeksi dan lainnya.
3. Usia Subur
Ternyata, wanita usia subur juga rentan mengalami anemia. Hal ini dilatarbelakangi, karena mereka dapat kehilangan darah sewaktu menstruasi setiap bulannya. Apalagi jika wanita tersebut memiliki siklus haid panjang, sehingga menyebabkan perdarahan cukup lama.
4. Cacingan
Cacingan masih menjadi pokok masalah kasus anemia defisiensi besi dan sering terjadi pada anak-anak. Ini karena cacing yang hidup di dalam tubuh menghisap darah sekitar 2-100 cc setiap harinya. Jika dibiarkan, maka penderita cacingan akan mengalami kurang darah.
5. Vegetarian
Seorang vegetarian umumnya hanya mengonsumsi sayuran dan buah-buah dan menghindari konsumsi daging. Kondisi ini sering menyebabkan para vegetarian kekurangan kebutuhan zat besi harian. Pasalnya, zat besi yang berasal dari sayuran tergolong sulit diserap oleh tubuh. Berbanding terbalik dengan zat besi yang berasal dari produk hewani, seperti daging, yang sangat mudah diserap oleh tubuh.
Lalu, bagaimana bila seorang vegetarian, ibu hamil, dan wanita usia subur bisa memenuhi nutrisi zat besi? Mereka dapat mengonsumsi sereal, kacang-kacangan, produk kedelai serta buah-buahan seperti kurma, semangka, dan pisang. Jika dirasa masih kurang, dapat melengkapi nutrisi tubuh dengan suplemen penambah darah seperti Sangobion Fizz.
Sangobion Fizz adalah sebagai suplementasi zat besi, multivitamin (dilengkapi dengan Vit C dan Vit B) dan mineral (zinc & folic acid) dapat membantu pembentukan sel darah merah karena anemia kekurangan zat besi dan juga menjaga kesehatan tubuh.
Sangobion Fizz hadir dalam sediaan tablet effervescent dan rasa cranberry yang segar! Cocok untuk anda yang mencari suplementasi zat besi dalam rasa yang enak dan segar. Cukup konsumsi 1 tablet per hari dengan melarutkan ke air dingin 200 ml.
(Adv)