Liputan6.com, Jakarta - Sebuah jurnal penelitian dari Queen Mary University of London menemukan bahwa orang-orang yang memiliki uang lebih disebut lebih enggan menyumbang ketimbang mereka yang kekurangan uang.
Dilansir Business Insider, dalam ekspresimen sosial ini, peserta diberikan dua status berbeda, yaitu 'status lebih tinggi' dan 'status lebih rendah'. Grup dengan status lebih tinggi diberikan jatah uang yang lebih banyak.
Baca Juga
Advertisement
Ada yang mendapatkan uang karena upaya mereka, tapi ada juga yang mendapatkannya begitu saja lewat undian. Mereka semua lalu diajak peneliti untuk berpartisipasi pada permainan ekonomi yang berhadiah uang asli.
Dalam permainan itu, kedua belah pihak diminta untuk menyumbang uang untuk kepentingan bersama, setelahnya uang yang disumbang akan dibagi-bagikan lagi ke semua pemain.
Hasilnya, kelompok yang memiliki jumlah uang lebih sedikit ternyata lebih dermawan dalam menyumbangkan uang mereka demi kepentingan kelompok.
"Untuk individual dengan status lebih tinggi, cara mereka mendapatkan kekayaan menjadi faktor kunci dalam level kerja sama mereka," jelas Magda Osman, peneliti dari jurnal ini.
Osman pun menemukan bahwa mereka yang mendapat 'status kaya' lewat usaha malah lebih sulit menyumbang perolehan uang mereka.
"Bila kau mendapat status tinggi karena usaha, ketimbang undian, kau malah cenderung menyimpan apa yang kamu miliki," ucap Magda.
Sebaliknya, Magda menjelaskan bahwa mereka yang kurang punya uang menganggap menyumbangkan uang (untuk kemudian dibagi lagi) sebagai strategi untuk menambah uang.
Bukan Masalah Empati
Magda menyebut hasil penelitian ini tidak terlalu berhubungan dengan empati. "Intinya adalah meski ada yang bersikap kooperatif, tapi bukan berarti itu adalah murni tindakan altruistik (tidak mengharapkan imbalan)," ungkap Magda.
Dijelaskan bahwa mereka yang memiliki uang lebih sedikit cenderung menyumbang banyak karena ada harapan mendapat keuntungan lebih ketika uang sumbangan dibagikan.
Ia pun mempertegas bahwa tidak menyumbangkan uang tidak selalu terkait dengan empati.
"Hal ini penting karena banyak yang mengklaim bahwa empati merupakan pelekat yang membuat orang bersikap lebih sosial. Yang kami tunjukkan adalah ketika berurusan dengan uang, empati tidak memainkan peran dalam meningkatkan perilaku pro-sosial," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement