Pertamax Cs Naik, Menteri Jonan Jamin Harga Premium Tetap hingga Akhir 2018

Menteri Jonan memastikan harga BBM bersubsidi seperti Premium dan Solar tidak akan naik hingga akhir 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Jul 2018, 10:10 WIB
Ignasius Jonan berbagi pengalaman tentang lika liku selama menjabat sebagai orang nomor satu di Kementerian ESDM.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan, kenaikan harga Pertamax Cs mengikuti pergerakan harga minyak di pasar internasional karena Pertamax Cs merupakan bahan bakar minyak (BBM) yang tidak disubsidi pemerintah. 

"Kalau yang lain jenis bahan bakar umum, itu market saja, masa pakai Pertamax Turbo dikasih subsidi kan enggak masuk akal," kata Jonan di Sidrap, Sulawesi Selatan, Selasa (3/6/2018).‎

Sementara untuk BBM bersubsidi seperti Premium dan Solar, Jonan memastikan tidak akan menaikkan harga hingga akhir 2018. "Kalau BBM kota komitmen sampai 2018, tapi hanya untuk Premium dan Solar‎," tutur Jonan.

Jonan melanjutkan, sedangkan untuk tarif listrik, pemerintah telah berkomitmen tidak melakukan perubahan tarif ke semua golongan pelanggan hingga ‎akhir 2019. Meski begitu, setiap tiga bulan ‎dilakukan evaluasi tarif.

"Listrik itu dievaluasi secara Undang-Undang Kelistrikan setiap tiga bulan sekali BBM juga, tapi kita komitmen di listrik tidak kita naikkan sampai 2019," tandasnya.


Aksi Korporasi

Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati enggan mengomentari banyak terkait langkah PT Pertamina (Persero) yang menaikkan harga BBM jenis pertamac Cs. Menurutnya, kebijakan itu murni strategi bisnis dari perusahaan pelat merah tersebut.

“(Kenaikan BBM) Itu kan corporate ya, yang dilakukan Pertamina,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/7/2018).

Diketahui, PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax pada Minggu (1/7/2018). Harga Pertamax naik Rp 600 menjadi Rp 9.500 per liter.

Kemudian harga Pertamax Turbo naik Rp 600 menjadi Rp 10.700 per liter. Sementara itu, harga Pertamina Dex naik Rp 500 menjadi Rp 10.500 per liter dan harga Dexlite naik Rp 900 menjadi Rp 9.000 per liter.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, penyesuaian harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex, merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik. Saat ini harga minyak dunia rata-rata mencapai USD 75 per barel.

"Bahan baku BBM adalah minyak mentah, tentunya ketika harga minyak dunia naik akan diikuti dengan kenakan harga BBM," kata Adiatma.


BBM Shell Lebih Mahal

Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pertamina telah menaikkan harga BBM nonsubsidi pada 1 Juli 2018. Kenaikan Pertamax Cs sudah diajukan perseroan sehingga harga BBM dinaikkan usai Lebaran.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, kenaikan Pertamax ini telah dipertimbangkan pemerintah dengan melihat kondisi harga minyak dunia saat ini.

"Pertamax, ya memang kalau dihitung Pertamax ini kan sebetulnya premium produk ya. Premium produk itu bahwa kita melihatnya tertentunya langsung melihat refleksi harga minyak dunia," ujar Menteri Rini di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (1/7/2018).

Kenaikan Pertamax ini juga telah mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat. Di mana, pada umumnya pengguna Pertamax adalah kendaraan mewah.

"Jadi kita memang naikkan Pertamax ini karena pada dasarnya Pertamax ini adalah premium padat yang dimanfaatkan oleh kendaraan-kendaraan yang pada dasarnya digunakan angkutan mewah ya. Jadi kita lihat ini seharusnya yang memanfaatkan Pertamax ini mampulah untuk membeli kenaikan harga ini," jelasnya.

Menteri Rini menambahkan, kenaikan harga ini masih cukup bersaing jika dibandingkan dengan jenis produk yang sama yang dijual perusahaan lain. "Kalau dilihat secara total, Shell juga jualan, Petronas juga jualan, harga kita masih lebih baik dari mereka," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya