Sleman - Sepak bola merupakan olahraga yang memiliki banyak peminat. Pasalnya, olahraga ini menarik banyak penggemar, baik klub, timnas, maupun pemainnya. Dampaknya, tidak hanya banyak yang ingin bisa bermain sepak bola, tetapi juga banyak yang mengoleksi, terutama jersey atau kaus tim.
Jersey atau kaus tim bekas pemain sepak bola di Indonesia ternyata penuh makna. Setidaknya hal itu diresapi betul oleh Dimas Wibardyanto (34), dosen Teknik Arsitektur UGM yang selama 20 tahun ini mengumpulkan tidak kurang dari 500 kaus bekas pemain bola dari seluruh Indonesia.
KRjogja.com berbincang santai di kediaman Dimas Wihardyanto (34), di kediamannya, Jalan Kaliurang KM 5 Pogung Baru. Di dunia akademis, mungkin Dimas terlihat biasa saja layaknya dosen muda pada umumnya. Namun ketika mulai membicarakan kaus bekas yang dikenakan para pemain sepak bola, fakta-fakta menarik tak terduga yang bahkan belum terpikirkan muncul begitu saja.
Baca Juga
Advertisement
Messi, Ronaldo, atau pemain dunia saat ini sangat mudah memberikan jersey bermain kepada fans karena pabrikan besar memproduksi banyak jersey tersebut. Namun, tidak di Indonesia, jersey Widodo Cahyono Putro saat berhasil menendang salto di Piala Asia yang jadi salah satu gol terbaik sepanjang masa hanya ada dua atau bahkan satu.
Tak heran kemudian jersey asli pemain di Indonesia menjadi sebuah barang yang sangat sulit untuk bisa didapatkan. Inilah keunikan yang ternyata bisa menggerakkan hati Dimas untuk mengoleksi jersey pemain Indonesia hingga terkumpul 500-an buah di kediamannya.
Sudah 20 tahun, bapak satu putra ini menjadi kolektor jersey tim nasional dan klub-klub Indonesia. Selama itu pula pengalaman di dunia "seragam bekas" setia menemani pria yang dahulu sempat menjadi penulis lepas di akun suporter salah satu klub DIY ini.
"Sekitar tahun 1998, saya masih SMA dan kebetulan satu kelas dengan puteri almarhum Iswadi Idris, legenda sepak bola Indonesia. Saya suka sepak bola, melihat latihan para pemain profesional, dan tertarik dengan cerita-cerita para pemain di luar lapangan. Jersey pertama yang saya dapat juga karena melihat pemain saat latihan coba lapangan sebelum bertanding di Mandala Krida," kenangnya ketika berbincang dengan KRjogja.com, Senin malam, 2 Juli 2018.
Baca berita menarik lainnya di KRJogja.com di sini.
Tak Beri Imbalan Uang
Seolah mendapatkan keasyikan tersendiri saat mampu dekat dengan para pemain, Dimas pun mulai memberanikan diri meminta jersey para pemain yang ditemuinya. Para pemain PSIM yang kerap disaksikannya berlatih di Mandala Krida pun akhirnya bisa dikenalnya lebih dekat yang kemudian membuka akses mendapatkan jersey.
Jersey pertama yang dimilikinya adalah kaos latihan Persebaya milik Hartono yang didapat di Mandala Krida. Setelah itu, ia menjalin relasi dengan banyak pemain setelah aktif menulis lepas olahraga.
"Kalau PSIM dulu zamannya Alip Imam, Gatot Ismawan, John Rubiyo, saya senang mengobrol dan senang punya kenalan pemain, melihat keseharian mereka di luar lapangan. Ketika itu merasakan betul sepakbola hiburan rakyat," ungkapnya lagi.
Pendekatan personal di mana para pemain tak melihat jersey dengan imbalan uang adalah momen mengasyikkan bagi Dimas kala itu. Tak heran, koleksinya semakin bertambah karena relasi baik yang dijalin dengan para pemain.
"Untuk memiliki jersey ternyata para pemain bukan menilai dengan uang, tapi kedekatan personal. Ini kepuasan tersendiri bagi saya dan ternyata hobi mengoleksi jersey terus berjalan hingga saat ini berarti sudah sekitar 20 tahunan," ucapnya tersenyum.
Jersey tim-tim Yogyakarta seperti PSS, PSIM, dan Persiba pun menjadi salah satu koleksi utama Dimas saat ini. Banyak cerita menarik yang didapatkannya saat mendapatkan jersey-jersey pesepakbola Indonesia.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement