Susah Mana, Naik Harley atau Moge Sport?

Beda jenis atau bentuk saja bisa berbeda dalam cara mengendalikannya. Apalagi jika perbandingannya antara naik moge sport dan motor touring seperti Harley Davidson.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2018, 12:00 WIB
Anggota geng motor Israel Samson Riders melintasi jalan menuju Kedutaan Besar AS yang baru di Yerusalem saat melakukan konvoi dari Tel Aviv, (13/5). Mereka menunggangi Harley Davidson saat menggelar konvoi. (AFP Photo/Jack Guez)

Liputan6.com, Jakarta - Anda berminat untuk mencicipi moge (motor besar)? Tentu pertimbangan pertama adalah memiliki jenis motor besar yang akan digunakan. 

Beda jenis atau bentuk saja bisa berbeda dalam cara mengendalikannya. Apalagi jika perbandingannya antara naik moge sport dan motor touring seperti Harley Davidson.

Mengenai cara berkendara, paparan dari Alfadiansyah atau Alfa, dari Motor Besar Club (MBC) Indonesia bisa memberikan gambaran. Soalnya, dia tergolong penunggang moge segala rupa, baik motor sport maupun touring Harley Davidson.

Jawaban pertamanya justru menunjukkan kalau naik Harley terbilang punya teknik yang tidak sebanyak mengendarai motor sport. Namun, satu sama lain punya plus dan minus.

"Kalau saya bilang lebih gampang naik Harley. Soalnya naik moge sport itu lebih kompleks teorinya. Dari mulai duduk, braking, cornering. Posisi kita u-turn," kata dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Dengan begitu, mengendarai sepeda motor besar model sport lebih kompleks dibandingkan model sekelas Harley. Misalnya saja untuk urusan membelok.

"Kalau motor sport, dia harus tahu beloknya seberapa (kemiringannya) kalau Harley masih bisa kita nekuk. Urusan braking juga," kata dia.

Sisanya menurut Alfa hampir sama, seperti masalah counter steering juga posisi duduk. Namun, tantangan untuk mengendarai Harley adalah bobot.

"Kalau motor sport mungkin 160 kg ya. Kalau Harley katakanlah Sportster sudah lebih dari 200 kg. Begitu dia mau naik ke Touring, sudah 400 kg," kata dia lalu menekankan bahwa hal ini butuh teknik tersendiri mulai dari yang paling dasar.

"Kalau lagi standar mau diberdiriin, kalau setangnya lagi belok (berdiri posisi kiri, setang belok kanan), ya berat. Harusnya dibalikin dulu setangnya baru dibediriin," ujarnya.

Reporter : Dimas Wahyu Trihardjanto

Sumber : Otosia.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya