Makan Ikan Terkontaminasi Bisa Picu Stunting

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan RI Mohamad Nasir menyampaikan salah satu faktor pemicu terjadinya stunting.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Jul 2018, 18:00 WIB
Gizi ikan yang sudah tercemar limbah plastik menjadi rendah. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kegagalan asupan nutrisi yang bersifat kronis membuat anak menjadi stunting. Anak mengalami kekurangan nutrisi yang mengakibatkan tumbuh kembangnya terhambat.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan RI Mohamad Nasir menyampaikan salah satu faktor pemicu terjadinya stunting.

"Stunting ini termasuk masalah yang cukup berat. Di Jawa Barat dan DKI Jakarta saja masih ada permasalahan stunting. Ini dipengaruhi sungai Citarum," ungkap Nasir saat membuka acara "Widyakarta Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI" di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai Citarum sering memakan ikan yang ditangkap dari sungai tersebut. Sayangnya, ikan itu tidak sehat dan sudah terkontaminasi limbah.

"Sungai Citarum mengandung banyak limbah kotor, terutama limbah plastik. Banyak mikroplastik yang akhirnya dimakan ikan," Nasir melanjutkan. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 


Lingkungan terkontaminasi

Ikan, sumber protein yang tak kalah kaya nutrisi dari susu. (iStockphoto)

Adanya kandungan limbah plastik yang cukup tinggi menyebabkan apa yang dimakan oleh ikan tidak sehat. Gizi ikan yang sudah tercemar limbah plastik menjadi rendah.

Ikan pun sudah tidak bergizi sehat lagi. Ketika ikan dimakan manusia, kandungan gizi ikan yang diserap tubuh menjadi kurang.

Tubuh akan kekurangan gizi dari ikan.

"Ikan ini bisa menyebabkan stunting pada anak. Gizi anak jadi berkurang," Nasir menambahkan.

Oleh karena itu, Nasir mengimbau untuk merevitalisasi sungai Citarum. Permasalahan stunting juga terkait dengan sumber makanan yang dikonsumsi.

Jika sumber makanan berasal dari lingkungan yang terkontaminasi atau tidak bersih, maka nilai gizi pada makanan itu menjadi rendah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya