Liputan6.com, Jakarta - Beberapa parpol koalisi pengusung capres petahana, Joko Widodo atau Jokowi memenangkan Pilkada serentak 2018 pekan lalu berdasarkan hasil hitung cepat. Parpol dengan kemenangan terbanyak di antaranya diraih Nasdem, PPP, Golkar, dan Hanura.
Pasangan calon yang diusung beberapa parpol koalisi Jokowi rata-rata menang di 9 sampai 11 provinsi dari 17 provinsi yang melaksanakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur.
Advertisement
Kemenangan ini dinilai PPP menjadi pertanda bahwa hasil Pilkada akan berpengaruh terhadap hasil Pilpres 2019 mendatang. Wakil Ketua Umum PPP, Arwani Thomafi mengatakan kemenangan PPP dan beberapa parpol anggota koalisi dominan di daerah lumbung suara seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Lumbung suara pemilih terlihat semakin nyata bahwa hasil yang dicapai dengan kemenangan Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, lalu Khofifah ini jelas memudarkan tanda pagar Ganti Presiden 2019. Ini riil terutama di Jawa sebagai lumbung suara. Rakyat tak ingin ganti presiden 2019," jelasnya dalam diskusi publik yang digelar Voxpol Center di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).
Arwani menambahkan, calon yang diusung parpol oposisi yang mencetuskan tagar Ganti Presiden 2019 justru banyak yang kalah dalam Pilkada 27 Juni. Salah satunya di Jabar dan Jateng. Menurutnya isu ganti presiden yang digaungkan selama ini tak berpengaruh.
Perkawinan Politik Ideal
Hasil Pilkada terutama di Pulau Jawa menurutnya buah dari perkawinan politik yang cukup ideal. Pasangan calon yang diusung dari kalangan nasionalis dan santri merupakan perpaduan yang ideal sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Ini menurutnya merupakan potret yang diinginkan masyarakat pemilih di Indonesia untuk capres cawapres mendatang.
"Ini lah Indonesia yang diinginkan masyarakat dan pemilih. Ini kandidat yang cerminkan wajah pemilih di Indonesia dan terbukti berhasil mereka memikat simpati masyarakat," jelasnya
Arwani menyatakan ada korelasi antara hasil Pilkada dengan Pilpres mendatang. Ia pun optimis pemilih Jokowi di Jabar akan meningkat jika dibandingkan Pilpres 2014 dimana Jokowi kalah di Jabar.
"Kalau ditanya apakah ada korelasi Pilkada dan pilpres, ada. Apalagi di Jabar salah satu kampanye tagar ganti presiden walaupun gagal dan tak dapat simpati signifkan masyarakat di Jabar," jelasnya.
Reporter: Hari Ariyanti
Sumber: Merdeka.com
Sakikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement