Liputan6.com, Jakarta - Nama Gubernur Nusa Tengga Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau yang lebih akrab disapa dengan nama Tuan Guru Bajang (TGB) menjadi salah satu dari sejumlah tokoh yang namanya masuk dalam bursa cawapres Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.
Tak hanya dari lembaga survei, dukungan terhadap TGB juga muncul dari sejumlah ormas islam. Politikus Partai Demokrat itu dianggap sebagai capres atau cawapres alternatif di tengah munculnya poros Jokowi dan Prabowo.
Advertisement
Terkait dukungan itu, TGB menilai itu sebagai bentuk apresiasi masyarakat kepadanya. Namun demikian, untuk maju sebagai capres maupun cawapres, faktor dukungan masyarakat saja tidak cukup. Tentu perlu ada konsolidasi di tingkat elit partai politik.
"Itu ditangkap suatu harapan baik, pencapresan itu sebagian besar di luar saya, ada faktor Parpol. Namun, ketika ada harapan, itu harapan baik. Saya apresiasi," ucap TGB saat berkunjung ke Redaksi Liputan6 di SCTV Tower, Senayan, Jakarta (3/7/2018).
Menurutnya, penentuan sosok capres maupun cawapres pastinya harus mempunyai perhitungan yang matang. Tiap pimpinan Parpol tentu menginginkan agar capres atau cawapres yang dipilih merupakan sosok yang mau bekerja untuk Indonesia yang lebih baik.
"Pencapresan itu bukan hal main-main, ini berkaitan dengan 250 juta lebih nasib anak bangsa, ketika membangun harus ada kontinyutas. Dan ini sebuah bentuk aspirasi yang baik," ucap dia.
Terkait apakah sudah ada komunikasi dengan para pimpinan Parpol terkait Pilpres, TGB mengaku sejauh ini terus bersilaturahmi dengan tokoh manapun.
"Tentu dengan para tokoh, baik itu pimpinan parpol, kita silaturahmi," ucap TGB.
Masuk Bursa Cawapres
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sebelumnya merilis hasil survei mengenai popularitas para tokoh yang berpeluang maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Adjie mengungkapkan, dari bursa cawapres berlatar belakang Islam, ada dua nama yang berpeluang dibanding tokoh yang lain. Keduanya adalah Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang memiliki popularitas sebesar 32,4 persen dan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi (TGB), yang popularitasnya mencapai 13,9 persen.
Menurut Adjie, berbeda dengan Cak Imin yang mulai aktif melakukan sosialisasi sebagai Cawapres, sementara TGB belum bergerak.
"Sungguh pun tingkat pengenalan Zainul Majdi masih rendah, namun tingkat kesukaan publik yang mengenalnya sangat tinggi, di atas 70 persen," ujar Adjie di kantor LSI, Jakarta.
Untuk Cawapres berlatar belakang militer, tiga nama yang paling menonjol adalah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan popularitas sebesar 71,2 persen.
Sementara mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo memiliki popularitas 56,5 persen dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dengan popularitas 18,0 persen. "Meskipun popularitas Moeldoko masih rendah, namun masuknya Moeldoko dalam kabinet Jokowi membuka peluang memainkan langkah gambit," jelas Adjie.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement