Liputan6.com, Jakarta Menikmati sejuknya Kota Brisbane, Australia, di awal musim dingin pada Juli kian seru dengan perjalanan wisata kota. Anda dapat berkunjung ke pasar tradisional dan museum seni.
Bila Anda menginap di area Queen Street, Brisbane City, Anda dapat berjalan kaki sejauh 90 meter selama satu menit ke sebuah pasar bernama Jan Power’s Farmers Markets Queens Street yang terletak di area George Street Brisbane City, Australia.
Advertisement
Tak jauh dari area pasar Anda dapat melanjutkan agenda wisata kota dengan mengunjungi Queensland Art Gellery and Gallery of Modern Art atau yang dikenal dengan QAGOMA. Dengan jarak tempuh sejauh 1,1 km Anda dapat berjalan kaki selama 13 menit menuju area Stanley Place, South Brisbane, Queensland Australia.
Jan Power’s Farmers Markets Queens Street
Jan Power's Farmers Markets adalah sebuah pasar yang memperjuangkan dan wadah untuk produk petani lokal. Selama hampir 30 tahun pasar ini didirikan oleh Jan Power dengan tujuan mulia. Yaitu ingin memajukan produk pertanian lokal setempat.
Bersama-sama putrinya Sammy Power, Jan Powers mendirikan pasar di beberapa area Brisbane City, Powerhouse di New Farm, Manly dan Mitchelton. Ini adalah pasar di ruangan terbuka dengan luas area yang cukup besar.
Di sini tersedia bermacam-macam hasil pertanian dan pertenakan seperti sayuran dan buah-buahan segar, bunga, roti, daging, ikan, seafood, unggas, tanaman, produk organik, buah zaitun, rempah-rempah, minyak, madu, jahe, roti bagel, pasta segar, kari, jus smoothies lezat, aneka kopi dan beragam makanan setiap hari rabu.
Advertisement
Queensland Art Gellery and Gallery of Modern Art
Terletak di sisi sungai yang berdekatan dengan kawasan Budaya di South Bank Brisbane. Dikenal dengan QAGOMA, museum ini mengedepankan seni kontemporer Australia, Asia dan Pasifik.
QAGOMA memiliki koleksi lebih dari 17.000 karya seni sejarah, modern, dan kontemporer Australia dan internasional. Pada akhir abad ke-19, seniman-seniman Queensland, Isaac Walter Jenner dan R. Godfrey Rivers, berhasil melobi pembuatan galeri seni negara, yaitu the Queensland National Art Gallery pada tahun 1895.
Pembentukan the Asia Pacific Triennial of Contemporary Art (APT) pada tahun 1993 membuat Queensland kian fokus pada karya seni daerah, dan menghadirkan beragam seri pameran. APT kemudian menciptakan sebuah area kasus dan bangunan kedua untuk menampilkan koleksi kontemporer yang terus berkembang. The Gallery of Modern Art pun dibuka pada tahun 2006.
Museum ini juga menyediakan program interaksi untuk keluarga dalam Children’s Art Centre yang berkolaborasi dengan karya seni interaktif bersama seniman terkemuka dari seluruh dunia.
QAGOMA juga menjadi satu-satunya museum yang memiliki fasilitas bioskop khusus di museum seni Australia.
Pada hari Rabu (4/7/2018) Liputan6.com berkesempatan untuk melihat pameran seni karya senima Australia, Patricia Piccinni. Ia menampilkan hasil karyanya selama 20 tahun terkahir. Dari mulai instalasi, sculpture hingga lukisan. Terinpirasi dari science dan mythology Patricia mengajak Anda ke dalam imajinasinya yg luar biasa.
Sedangkan di area axhibition lainnya Anda dapat menikmati karya-karya seniman Indonesia yaitu "Letters to the great saatchi" lukisan dari Uji Handoko Eko Saputro, "Petani" karya dari Taring Padi, Jepang " Nonhuman crossing" milik Sachiko Kazama, hingga Korea "Canine Construction" milik Gimhongsok.
Menurut Tarun Ganesh, Assosiate Curator Asian Art, QAGOMA kerap berkolaborasi dengan seniman dari luar negeri termasuk Indonesia. "Dalam waktu dekat sekitar bulan November 2018 mendatang, QAGOMA akan bekerjasama dengan Ruang Rupa dari Indonesia untuk menggelar pameran di sini"
Tarun yang kerap hadir di berbagai pameran besar di Indonesia menjelaskan, QAGOMA yang fokus dengan karya karya seni komtemporer ingin selalu berusaha mendukung seniman yang tak hanya berasal dari Australia. Karya-karya seni dari seniman negara-negara Asia pasifik secara rutin dipamerkan setiap tahunnya di QAGOMA.
Baca Juga